25.1 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

AJI Lhokseumawe Gelar Training Literasi Digital untuk Akademisi dan Jurnalis 

LHOKSEUMAWE I ACEH INFO – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe bekerja sama dengan AJI Indonesia dan Google News Initiatif di bawah kolaborasi CekFakta.com, gelar Training Literasi Digital untuk Akademisi dan Jurnalis.

Training yang dilaksanakan selama dua hari Kamis-Jumat 2-3 Juni 2022 tersebut, turut dihadiri Christison Pane (Ketua AJI Medan), Hendra Saputra (Akademisi KPI UIN Ar-Raniry Banda Aceh) sebagai trainer tersertifikasi oleh Google News Initiative, Lailan Fajri Saidina (mantan Anggota Majelis Etik AJI Lhokseumawe), serta Manajer Program AJI Indonesia, Sisca Mega.

Ketua panitia, Deni Pribadi Yusman, mengatakan, training ini diikuti 20 akademisi dari dua program studi di dua Kampus yaitu Universitas Malikussaleh (Unimal) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

“Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh dan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, serta lima jurnalis,” ujarnya.

Untuk diketahui, literasi digital merupakan salah satu upaya dan cara untuk memerangi hoak. Karena literasi digital membantu untuk berpikir kritis dan cakap dalam menggunakan media sosial.

AJI menggelar training ini sebagai sarana bagi kalangan akademisi untuk berdiskusi mengenai berbagai perkembangan mis-disinformasi. Selain itu, mendorong kalangan akademisi untuk menginternalisasi kurikulum cek fakta dalam materi di kampusnya.

“Training ini untuk meningkatkan pemahaman tentang literasi digital dan mengasah keterampilan peserta dalam mengenali informasi digital, mis-disinformasi, dan pengetahuan terkait keamanan digital. Harapannya melalui training ini peserta dapat lebih kritis dalam menggapai sebuah informasi. Selain itu, para peserta kemudian dapat mentransfer keterampilan tersebut kepada sesama akademisi dan jurnalis,” ujar Manajer Program AJI Indonesia, Sisca Mega.

Training diharapkan bisa memperbanyak dan memperkuat kolaborasi publik dalam memilah fakta. Kolaborasi ini diperlukan untuk saling bahu membahu melawan mis informasi.

AJI menilai jurnalis tidak akan mampu memverifikasi semua informasi di era disrupsi digital. Butuh kolaborasi untuk menjernihkan informasi, termasuk dengan akademisi.

 

 

 

 

spot_img
Kontributor :Maulidi Alfata

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS