BANDA ACEH I ACEH INFO – Banda Aceh hari ini hari tanpa bayangan. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), fenomena hari tanpa bayangan di Banda Aceh terjadi pada pukul 12.36 WIB siang ini, Selasa (7/9/2021).
Sebelumnya hari tanpa bayangan sudah dimulai sejak kemarin Senin (6/9/2021) siang pukul 12.36 WIB, dengan Sabang menjadi wilayah pertama yang mengalaminya.
Setelah Banda Aceh, Senin (13/9/2021) minggu depan pukul 12.21 WIB, Medan juga akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan.
Lantas, apa itu fenomena hari tanpa bayangan dan bagaimana terjadinya? Fenomena hari tanpa bayangan adalah posisi di mana Matahari berada di atas Indonesia, tepat berada di titik zenith.
Posisi matahari ini membuat tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari.
Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Andi Pangerang mengatakan, posisi Matahari berada di atas Indonesia bukanlah sesuatu yang langka.
Sebab, Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa. Dengan lokasi geografis seperti ini, Matahari akan berada di atas Indonesia dua kali setahun.
“Fenomena ini (hari tanpa bayangan) selalu terjadi dua kali setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis,” kata Andi kepada Kompas.com, Sabtu (28/8/2021) lalu.
Untuk tahun ini, posisi Matahari di atas Indonesia yang pertama sudah terjadi sejak akhir Februari hingga awal April silam. Sedangkan, fenomena hari tanpa bayangan yang kedua akan terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober mendatang.
Sebagai informasi, dua garis yang dimaksudkan di atas adalah Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).
Berbeda halnya dengan kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan, yang hanya akan mengalami hari tanpa bayangan Matahari sekali dalam setahun.
“Di luar ketiga wilayah tersebut, Matahari tidak akan berada di Zenit ketika tengah hari sepanjang tahun, melainkan agak condong ke Selatan untuk belahan Bumi Utara maupun agak condong ke Utara untuk belahan Bumi Selatan,” ujarnya.
Dampak hari tanpa bayangan
Dalam pemberitaan Kompas.com, Selasa (10/9/2019), Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo menjelaskan, Hari tanpa bayangan atau lengkapnya hari tanpa bayangan Matahari adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu di mana manusia dan obyek lain yang berdiri tegak akan kehilangan bayang-bayangnya, manakala Matahari mencapai titik kulminasi atas (istiwa’) atau mengalami kondisi transit.
Akibatnya, bayangan akan jatuh tegak lurus karena bertumpu pada benda itu sendiri. Orang-orang membahasakannya menjadi bayangan yang hilang atau tanpa bayangan.
Andi Pangerang menjelaskan, hari tanpa bayangan tidak memberikan dampak secara iklim ataupun cuaca.
Namun, saat peristiwa itu terjadi, intensitas cahaya Matahari yang diterima permukaan Bumi akan maksimal. Hal itu karena posisi Matahari akan tegak lurus dengan permukaan bumi.
“Selain itu, kadar sinar ultraviolet (UV) juga akan maksimum,” ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/9/2021).
Terasa lebih panas Andi mengatakan, apabila saat puncak hari tanpa bayangan dengan kondisi cuaca cerah tanpa awan, akan terasa lebih panas jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
Meskipun demikian, pihaknya meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap peristiwa alam ini. Sebagai langkah antisipasi, saat mengamati hari tanpa bayangan, usahakan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF lebih dari 50.
Selain itu, dapat juga mengenakan alat peneduh lain seperti payung atau topi agar wajah dan tubuh tidak terpapar oleh cahaya matahari secara langsung.
Selain itu, fenomena hari tanpa bayangan ini bisa dijadikan waktu yang tepat untuk mengecek kembali arah kiblat secara akurat.
PENULIS : FERIZAL HASAN (BANDA ACEH)
Bertanda Islam akan bangkit… insyaallah.. Allahuakbar!!