LHOKSEUMAWE I ACEH INFO – Basri Daham Journalism Institute (BJI) Lhokseumawe mewisuda delapan peserta yang telah mengikuti kelas jurnalistik sejak 3 Juli 2021 hingga 31 Maret 2022, di Lido Graha Hotel, Lhokseumawe, Jumat 3 Mei 2022.
Direktur Eksekutif BJI Lhokseumawe, Zaki Mubarak dalam sambutannya menyampaikan, sejak sekolah jurnalisme ini didirikan AJI Lhokseumawe pada tahun 2012 sampai 2022 ini telah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada puluhan peserta.
Pelatihan di BJI berlangsung selama enam bulan, dilanjutkan dengan magang dua bulan di sejumlah media pers.
“BJI didirikan pada masa kepengurusan Ketua AJI Lhokseumawe Pak Saiful Bahri tahun 2012, hingga saat ini sudah gelombang yang kelima,” kata Zaki.
BJI telah melahirkan sejumlah jurnalis profesional yang bekerja di sejumlah media baik lokal, nasional bahkan menjadi koresponden media internasional.
Zaki berharap alumni-alumni BJI harus tetap memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesionalitas, serta menjaga nama baik BJI dan AJI Lhokseumawe dalam melakukan kegiatan jurnalistik sehari-hari.
“Kami berharap, ilmu dan pengalaman yang telah saudara-saudari peroleh dan serap selama menempuh pelatihan di BJI benar-benar dapat dipraktekkan dan kembangkan untuk menjadi seorang jurnalis yang profesional atau dapat pula digunakan untuk menunjang kegiatan yang sedang saudara-saudari tekuni saat ini,” tutur Zaki.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe, Irmansyah mengucapkan selamat kepada para wisudawan.
“Kita semua sangat bersyukur dan bahagia. Mudah-mudahan kawan-kawan dapat memanfaatkan semaksimal mungkin ilmu jurnalistik yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan dan pelatihan di BJI untuk menjadi pribadi yang produktif dan berguna bagi orang lain,” ucap Irman didampingi Sekretaris AJI Lhokseumawe Jafaruddin.
Irman berharap kawan-kawan alumni BJI terutama yang telah mengikuti magang di beberapa media online dan kini diterima menjadi jurnalis, perlu terus belajar kepada para senior dan mengikuti pelatihan-pelatihan lainnya terkait peningkatan kapasitas jurnalis.
Dia mengingatkan para jurnalis alumni BJI agar tidak meremehkan daya kritis khalayak atau publik yang semakin cerdas.
“Pesan saya, kawan-kawan harus selalu menjunjung tinggi Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Salah satu hal yang paling penting adalah disiplin verifikasi terhadap setiap informasi, bukan hanya untuk menghindari kekeliruan, tapi juga berpotensi memperoleh lebih banyak data dan fakta. Sehingga pemberitaan bukan saja berupa informasi faktual, namun lebih dari itu yakni suatu kebenaran,” tutup Irman.