BANDA ACEH | ACEH INFO – Seekor harimau Sumatera bernama Siti Mulye Putri Reuko dilepasliarkan ke habitat alaminya di kawasan Hutan Lindung Sangir, pada Selasa, 18 Oktober 2022. Siti Mulye Putri Reuko merupakan nama pemberian dari masyarakat Desa Sangir untuk satwa dilindungi tersebut.
Informasi yang disampaikan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Siti Reuko merupakan individu harimau yang dievakuasi lantaran terkena jerat di lokasi Areal Penggunaan Lain (APL) di wilayah Desa Sangir, Kecamatan Dabun Gelang, Kabupaten Gayo Lues pada 12 Agustus 2022 lalu. Kawasan tersebut berdekatan dengan kawasan hutan lindung.
“Pada saat dievakuasi Harimau Sumatera tersebut terjerat pada kaki kiri belakang yang mengakibatkan sistem sirkulasi dan motorik syaraf terganggu, sehingga tim dokter memutuskan untuk melakukan perawatan intensif di kantor SPTN 3 Blangkejeren BBTNGL,” kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, Selasa, 18 Oktober 2022 malam.
Kondisi kesehatan Siti Reuko menunjukkan progress yang sangat baik setelah menjalani perawatan selama kurang lebih dua bulan. Setelah melalui proses observasi dan perawatan yang intensif, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan tim dokter hewan menyatakan harimau sumatera tersebut siap untuk dilepasliarkan kembali.
Tim BKSDA bersama BBTNGL, Bupati Gayo Lues, Waka Polres Gayo Lues, UPTD KPH Wilayah 5-DLHK Aceh, FKL, WCS-IP, Camat Dabun Gelang dan masyarakat Desa Sangir akhirnya sepakat melepasliarkan harimau tersebut di kawasan tak jauh dari lokasi awal satwa tersebut ditemukan terjerat.
“Lokasi pelepasliaran ini juga merupakan usulan dari masyarakat Desa Sangir, mereka meyakini harimau sumatera tersebut merupakan penghuni dari kawasan hutan lindung tersebut dan harus dikembalikan ke tempat asalnya. BKSDA Aceh menyambut baik usulan dari masyarakat Desa Sangir. Lokasi yang menjadi tempat pelepasliaran telah dilakukan kajian kelayakan dan operasi sapu jerat oleh tim BKSDA Aceh, BBTNGL, UPTD KPH 5, FKL, WCS-IP serta dibantu oleh masyarakat,” papar Agus Arianto.
sementara itu, Pj Bupati Gayo Lues, Syaridin Porang, turut mengapresiasi upaya konservasi yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terlebih dalam upaya menjaga dan mempertahankan populasi harimau sumatera.
“Saya mengimbau agar masyarakat yang tinggal di dekat habitat harimau sumatera untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar harimau sumatera dengan cara tidak memasang jerat, racun, dan perburuan yang dapat menyebabkan kematian satwa liar yang dilindungi. Beberapa aktivitas tersebut membuat tingginya interaksi negatif satwa liar khususnya harimau sumatera dengan manusia dan dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa baik bagi manusia ataupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut,” kata Syaridin Porang.[]
EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS