24.5 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

BMKG Aceh dan USK Perkuat Sinergi Soal Mitigasi Bencana

BANDA ACEH|ACEHINFO- Universitas Syiah Kuala (USK) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Aceh menjalin kerjasama meningkatkan kapasitas penelitian dan riset dalam bidang kebumian terutama yang menimbulkan bencana. Dua institusi itu akan saling mendukung dalam penelitian kebencanaan di Aceh.

Team Pascasarjana USK yang diwakili oleh Dr Muksin, yang juga menjabat Ketua team penelitian kegempaan USK, bertemu dengan Koordinator BMKG Aceh Nasrol Adil, Selasa (24/05). Pertemuan itu berlangsung di Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang.

Pertemuan ini turut dihadiri oleh beberapa dosen dan peneliti dari USK serta seismologist, observer dan forecaster dari BMKG Aceh.

“USK bersama BMKG Aceh sepakat untuk lebih mempererat kerjasama dalam penelitian kebumian dan kegiatan akademik salah satunya program kampus merdeka serta pemanfaatan sarana dan prasarana, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Dr Muksin.

Menurut Muksin dalam menghadapi potensi bencana perlu kerja sama bersama seluruh pihak. Dia berharap kerjasama yang telah dibangun USK dan BMKG Aceh selama ini dapat terus berjalan dengan baik.

“Perguruan tinggi seperti USK harus bisa menjadi mitra, rekan dan fasilitator dalam melakukan penelitian dan pengembangan, untuk dapat mendiseminasikan literasi kebencanaan yang diartikan oleh BMKG menjadi bahasa yang mudah dimengerti masyarakat,” sebutnya.

Kepala BMKG Provinsi Aceh, Nasrol Adil menyebut, lembaganya berperan penting dalam mengamati aktivitas kebumian pada wilayah nusantara, bahkan sejak zaman Hindia Belanda.

Salah satu penelitian yang paling terbaru yang dilakukan pihaknya adalah Angin Geurutee, yang merupakan suatu penemuan yang baru dan sudah dikenalkan secara nasional dan ditemukan oleh pakar cuaca dari Stasiun Meteorologi SIM. Penemuan zona musim baru juga ditemukan pada beberapa wilayah Aceh, sehingga langkah mitigasi bencana hidrometeorologis bisa disusun segera.

“Dengan adanya pertemuan seperti ini, kajain-kajian, ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dapat diadopsi secara cepat terutama pada bidang mitigasi kebencanaan pada masa mendatang serta bisa memetakan wilayah-wilayah yang memiliki potensi kerusakan sebagai langkah pengurangan resiko bencana,” sebut Nasrol Adil.

Staf ahli BMKG Aceh, Andrean Simanjuntak, menambahkan pentingnya kerjasama ini karena letak dan kondisi geografis serta astronomis Indonesia yang berada pada tiga lempeng utama yang aktif yakni eurasia, pasifik dan indo australia yang rawan bencana.

“proses meteorologis dan kimatologis yang sering sekali menimbulkan dampak banjir dan kekeringan panjang akibat proses El Nino dan La Nina perlu dikaji bersama,” sebutunya.[]

 

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS