MEULABOH | ACEH INFO – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar ( FPIK UTU) menggelar sosialisasi dan edukasi pemanfaatan Teknologi Bubu Ikan Karang Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal kepada nelayan tradisional Lhok Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat atau disingkat PKM tersebut dilaksanakan di Balai Pertemuan Gampong Ujong Drien, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Jum’at, 5 Juli 2024.
Kegiatan penagbdian tersebut dihadiri Sekretaris Panglima Laot yakni Zuraimi, Perangkat Gampong Ujong Drien Bapak Abdul Rahman, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Barat, Facrurozi Amir, Ketua dan Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jaya Bersama, KUB Sepakat, KUB Nelayan Mandiri, KUB Kuala Meureubo, Nelayan Bubu.
Ketua kegiatan pengabdian dari UTU, Afdhal Fuadi, anggota pengabdian Rosi Rahayu, Akbardiansyah dan Muhammad Arif serta melibatkan juga mahasiswa dan mahasiswi program studi Perikanan FPIK UTU.
Keterlibatan mahasiswa dan nahasiswi dalam kegiatan pengabdian tersebut untuk mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU-2) yaitu mahasiswa beraktivitas di luar kampus atau disebut dengan kegiatan magang MBKM program pengabdian kepada masyarakat.
Salah seorang Tim Pengabdian Program Studi Perikanan FPIK UTU, Afdhal Fuadi, menyampaikan, Tim Pengabdian FPIK UTU memperkenalkan kontruksi dari teknologi bubu ikan karang berbasis sumberdaya lokal, seperti penggunaan rotan, batang pohon pinang, daun pinang dan daun kelapa.
Penggunaan atraktor sumberdaya lokal tersebut dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan khusunya ikan demersal atau ikan karang. Karena pada bubu tersebut akan terbentuk rantai makanan ikan dari pemakaian rotan, pohon pinang, daun pinang dan daun kelapa atau disebut juga sebagai atraktor pada Bubu.
Sehingga, dapat menarik ikan untuk berkumpul disekitaran bubu yang pada akhirnya masuk dan terjebak didalam perangkap atau disebut sebagai bubu ikan karang.
Tim PKM FPIK UTU akan menyelanggarakan kegiatan tersebut selama tiga bulan yakni Juli, Agustus, dan September 2024. Kegiatan itu dimulai dari:l koordinasi kegiatan atau persiapan kegiatan dengan panglima laot dan nelayan tradisional.
Lalu, sosialisasi dan edukasi teknologi Bubu Ikan Karang Ramah Lingkungan Berbasis Sumberdaya Lokal kepada nelayan Lhok Meureubo. Focus Group Discussion (FGD) pembuatan peraturan pemanfaatan dan perawatan bubu ikan karang.
Selanjutnya, workshop pelatihan pembuatan bubu ikan karang ramah lingkungan berbasis sumberdaya lokal. Workshop pelatihan metode pengoperasian alat tangkap bubu ikan karang ramah lingkungan dan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan.
Dosen Universitas Teuku Umar, Afdhal Fuadi, mengatakan, monitoring dilakukan agar proses keberlanjutan program pengabdian kepada masyarakat oleh kelompok nelayan tradisional Lhok Meureubo, Kabupaten Aceh Barat terus berlanjut.
Koordinasi antara tim pengusul dengan mitra akan terus dilakukan, hal ini dilakukan karena mitra kelompok nelayan tradisioanal Lhok Meureubo tentunya masih membutuhkan bimbingan dan pendampingan dalam proses pelaksanaan program Pengabdian kepada Masyarakat.
Selanjutnya, dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan program pengabdian tesebut. Melalui proses evaluasi, kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan program PKM dapat diperbaiki menjadi lebih baik. Sehingga hasilnya akan menjadi optimal dan sasaran beserta dari tujuan kegiatan tercapai.
Sekretaris Panglima Laot dan Nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB), Zuraimi, mendukung dan meberikan apresiasi kepada dosen tim pengabdian kepada masyarakat yang sudah melakukan kegiatan.
Ia berharapn kegiatan tersebut dapat membuat nelayan mandiri dalam membuat dan memilih bahan sumberdaya lokal sebagai membuat Bubu Ikan Karang Ramah Lingkungan, serta dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan tradisional Lhok Meureubo.
Selain itu, hasil dari kegiatan pengabdian tersebut, nelayan tradisional Lhok Meureubo, Aceh Barat dapat membuat dan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang bisa dijadikan tambahan atau atraktor tambahan untuk membuat teknologi bubu ikan karang berbasis sumberdaya lokal.
Sehingga bubu ikan karang yang digunakan oleh nelayan tradisional Lhok Meureubo dapat ramah lingkungan ketika sudah dioperasikan di laut.
Bubu ikan karang termasuk dalam alat tangkap ikan yang populer digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan karang yang bersifat pasif dan menetap di dasar perairan, bertujuan untuk menangkap ikan demersal nilai ekonomis tinggi sebagai komoditas ikan ekspor.
“Pada prinsipnya cara penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap bubu dasar adalah ikan mudah masuk tetapi sulit untuk keluar,” pungkasnya.[]