26.3 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

IKA-FISIP USK : Pilkada Aceh Harus Dikawal, Pilih Pemimpin yang Mampu Selesaikan Persoalan

BANDA ACEH | ACEH INFO – Sejumlah alumni IKA FISIP Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar diskusi Pilkada serentak 2024.

Acara yang dipandu oleh Nurul Afla, via Zoom Meeting berlangsung menarik, pada Rabu, 24 Juli 2024, malam.

Ketua IKA FISIP USK, Munawar Khalil, menyambut baik forum diskusi alumni ini. Selain sebagai wadah untuk bertukar pikiran, diskusi ini juga dapat menjalin silaturrahim alumni.

Apalagi, hadir dari berbagai wilayah dan daerah bahkan ada yg tinggal di luar negeri. Diskusi seperti ini penting diadakan rutin, mengingat pesta demokrasi Pilkada tinggal beberapa bulan lagi.

“Sebagai alumni FISIP perlu memantau gerak arah politik Aceh ke depan, sebagai generasi muda maka ini keniscaan,” kata Munawar.

Ia berharap, masyarakat bisa memilih pemimpin yang benar-benar mampu menyelesaikan persoalan, sesuai dengan kondisi dan yang Aceh butuhkan saat ini.

Kegiatan diskusi itu diisi oleh Iqbal Ahmady dan Iksan sebagai pemantik. Dua pemateri itu dinilai cukup lihai memahami konteks soal Pilkada dan demokrasi.

Iqbal merupakan alumi FISIP USK dan FISIP Universitas Indonesia yang aktif sebagai konsultan politik di Parameter Institute. Sementara Iksan, Dosen FISIP Universitas Teuku Umar. Ia sebagai akademisi aktif, dalam diskusi semalam Iksan memaparkan isu sosial dan birokrasi melalui pendekatan teori.

Iqbal menegaskan sekurangnya harus ada tiga indikator untuk Pilkada Aceh yang berkualitas, “Kita harus menjaga tiga indikator ini hadir di Pilkada Aceh ke depan. Pertama, Figur calon pemimpin. Kedua, pemilih yang rasional dan ketiga, sistem dan penyelenggara yang fair,” ujarnya.

Iqbal menjelaskan, untuk indikator pertama, figur pemimpin Aceh ke depan harus memiliki kapasitas, integritas dan sinergitas. Khusus untuk sinergitas calon pemimpin Aceh harus dapat berkolaborasi dengan semua elemen di internal daerah dan dapat berkolaborasi, dengan Pemerintah Pusat agar dapat membawa Aceh keluar dari semua ketertinggalan.

Lalu, indikator kedua ialah pemilih rasional dengan meningkatkan kesadaran pemilih sebagai upaya pendidikan politik sehingga meminimalisir masifnya praktek politik uang.

Indikator terakhir kita berharap semua yang terlibat dalam sistem dan penyelenggaran Pilkada dalam menjalankan tugasnya secara fair dan adil sesuai amanah yang telah dititipkan, agar pesta demokrasi ini dapat melahirkan pemimpin yang bukan hanya sesuai secara prosedural namun juga memenuhi aspek substansial.

Selain dua pemateri, IKA FISIP juga menghadirkan penanggap, seperti Reza Maulana atau akrab disapa Remol, Shaivannur atau Dekpan, dan T. Muda Bentara juga ikut menarasikan statemennya.

Menurut Remol, ideal pememimpin Aceh ke depan yang memiliki kemampuan substansi yang baik, yang pro terhadap isu sosial seperti krisis evironment/deforestasi lingkungan. Nilai-nalai semacam itu belakangan telah hilang dalam watak elit Aceh.

Maka, sudah seharunya dalam kampanye politik, setiap calon peka terhapan krisis-krisis yang ada sekarang” tutur Remol,.

Sementara Muda melihat Aceh butuh sosok pemimpin yang faham Aceh, yang punya kekuatan komunikasi politik ke nasional. Karena sumber pembangunan Aceh sekarang sangat tergantung pada komunikasi politik antara Aceh dan Jakarta.

Pada akhir acara, Koordinator Humas IKA FISIP, Shaivannur yang akrab dengan sapaan Dekpan menilai Aceh butuh pemimpin yang berani, cerdas dan kolaboratif mampu menerjemahkan persoalan di Aceh.

Selain itu, Aceh juga perlu keterlibatan itelektual yang apik dan cakap politik. Baginya, pihak kampuspun jangan tiarap, para intelektual kampus justru punya kewajiban moral untuk peka terhadap situasi politik Aceh saat ini.

“Perlu ada komentar atau kritik membangun terhadap bacalon pemimpin Aceh masadepan terkait visi & misi, atau bahkan menyarankan ide yang konstruktif,” tutup Dekpan.

Acara diskusi tersebut diikuti oleh 350 lebih peserta, tidak hanya dari IKA FISIP semata, peserta yang hadir juga dari berbagai macam latar belakang mulai dari aktivis sosial, pers hingga akademisi dosen.[]

Editor: Izal Syafrizal

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS