BANDA ACEH | ACEH INFO – Usai mendaftar sebagai calon ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Provinsi Aceh periode 2022-2007, CEO PT Trans Continent (Royal Group) Ismail Rasyid mengungkapkan sejumlah hal terkait pembangunan ekonomi dan dunia usaha di Aceh.
Pria kelahiran Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, 3 Juli 1968 ini mengungkapkan ada sejumlah persoalan dunia usaha di Aceh yang harus diselesaikan, jika dirinya terpilih sebagai Ketua Umum KADIN Aceh, salah satunya terkait industrisasi dunia usaha dan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini mandeg.
“Ada anak-anak muda yang sangat bersemangat berusaha, tapi selama ini stagnan dalam berproses, nanti akan kita jembatani untuk terus berproses hingga bisa berkiprah di tingkat regional,” ujar Ismail Rasyid dalam pertemuan dengan sejumlah awak media di De Energy Café usai mendaftarkan diri sebagai calon Ketua KADIN Aceh, Selasa, 17 Mei 2022.
Baca Juga: Ismail Rasyid Resmi Mendaftar Sebagai Calon Ketua Kadin Aceh
Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala ini menegaskan, seluruh persyaratan untuk pencalonan dirinya sudah dilengkapi dan diterima oleh panitia Musyawarah Provinsi (Musprov) KADIN Aceh, hanya tinggal menunggu verifikasi dari panitia untuk pengesahan sebagai calon ketua.
“Alhamdulillah seluruh persyaratan sudah kita lengkapi 100 persen. Semoga proses ini berjalan dengan baik, tim juga sudah bekerja maksimal, terutama berkomunikasi dengan KADIN kabupaten/kota,” tambahnya.
Ismail Rasyid menambahkan, dirinya sengaja pulang ke Aceh untuk membangun dunia usaha dan industri. Ia sangat ingin membangkitkan keyajaan para penguasa Aceh dalam berbagai bidang sebagai mana telah dilakukan oleh Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (Gasida) tempo dulu.
Baca Juga: Panitia Musda Jangan Mempersulit Syarat Pencalonan Ketua Kadin Aceh
Selain itu tambah Ismail Rasyid, Aceh memiliki banyak pelabuhan dengan berbagai infrastruktur pendukungnya, tapi selama ini belum memberikan konstribusi yang signifikan bagi pengembangan dunia usaha, karena belum jelas konsep yang singkron antara pengusaha nasional dan pengusaha daerah di Aceh.
“Kita akan upayakan untuk memajukan industri di Aceh. Saya maju dengan niat dan komitmen untuk membangun Aceh. Untuk itu saya butuh teman yang solid dan saling mendukung, KADIN harus menjadi rumah bagi para pelaku usaha. Kita dukung para pengusaha muda untuk terus bergerak secara nyata, untuk mengasah dan membuat daya tarungnya menjadi lebih baik, membawa produk-produk daerah hingga ke pasar luar negeri,” tegasnya.
Masih menurut Ismail Rasyid, untuk membangun dunia usaha dibutuhkan tiga hal, yakni expert, trus, dan network. Ketika tiga hal itu sudah ada maka diperlukan komitmen untuk melakukan sesuatu sehingga terus berproses.
“Aceh yang berada di pintu Selat Malaka sangat strategis untuk pengembangan dunia usaha. Banyak produk dan komoditas Aceh yang bsia diperdagangkan ke luar negeri. Tinggal bagaimana kita membangun konektivitas. Kita ingin menghidupkan kembali perdagangan Aceh seperti kejayaan Gasida pada masa lalu, untuk itu perlu konsep yang jelas, dan KADIN menjadi wadah untuk melakukan itu,” pungkasnya.[]