SIMEULUE|ACEHINFO-Pengguna Jaringan komunikasi Telkomsel di Pulau Simeulue mengeluh lantaran sinyal kabel fiber optic bawah laut milik PT Telkom Indonesia Tbk, yang putus pada 3 Agustus lalu, belum diperbaiki hingga kini. Masyarakat kepulauan yang mengandalkan jaringan koneksi telpon dan internet dari provider itu mengaku dirugikan.
Menurut informasi yang diterima Acehinfo.id pada Kamis 11 Agustus 2022 kabel tersebut putus pasca terjadi gempa di Kabupaten Simeulu pada 3 Agustus lalu.
Koordinator Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi Wilayah Simeulu Ahmad Satria menilai pihak Telkomsel serta BUMN tidak bertanggung jawab terhadap kestabilan jaringan di Kabupaten Simeulue.
“Jaringan merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat di zaman 4.0 ini dan itu sudah menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai pengendali, agar kebutuhan dalam proses menjalankan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat terpenuhi,” ujarnya.
Satria menjelaskan terganggunya jaringan tersebut menyebabkan terhambatnya administrasi dalam masyarakat.
“Kabupaten Simeulue sudah beberapa hari komunikasi terputus maka ini akan menyebabkan kepuasan masyarakat, pelanggan dan juga kebutuhan administratif dalam proses bernegara otomatis terhambat Untuk pelayanan masyarakat dan jalanan nya pemerintah adalah tugas pokok dari negara,” jelasnya.
Satria meminta Menteri BUMN Indonesia dan pemerintah setempat memperhatikan dan bertanggung jawab atas masyarakat di pulau Simeulue untuk kembali menstabilkan jaringan Telekomunikasi.
Sesuai dengan peraturan menteri komunikasi dan informatika no 5 tahun 2017 pasal 1 ayat 6 yaitu penyelenggara akses internet atau Internet service provider/ ISP adalah penyelenggara multimedia yang menyelenggarakan jasa akses internet kepada masyarakat
“Sehingga dengan putus nya kabel fiber optic segmen laut milik Telkom pada titik 23,8 km lepas pantai Bakongan tepatnya di Palung laut antara Bakongan ke pulau Simeulue merugikan baik masyarakat maupun pemerintah yang melaksanakan tugas administrasi melalui global internet,” sebut Mahasiswa Ilmu Politik Unimal itu.
Hingga berita ini ditulis Telkomsel belum memberikan keterangan mengenai upaya perbaikan terhadap layanan mereka di salah satu pulau terluar paling barat Indonesia itu.[]
PEWARTA: MAULIDI ALFATA
