JAKARTA I ACEH INFO – Chelsea (The Blues) atau Si Biru merupakan klub papan atas Liga Inggris yang banyak meraih gelar juara domestik, dan selalu mempunyai pemain-pemain yang hebat.
Pemilik klub Chelsea merupakan seorang pengusaha asal Rusia yaitu Roman Abramovich. Abramovich tercatat sebagai pengusaha minyak dan aluminium terbesar di Rusia.
Dengan kekayaannya yang melimpah akan sangat mudah bagi Chelsea dalam melakukan perbelanjaan dan pengembangan terhadap klub.
Namun klub asal Britania Raya tersebut saat ini menjadi klub paling sengsara di Inggris. Lantas kenapa hal itu bisa terjadi?
Berawal dari Rusia melakukan penyerangan terhadap negara tetangganya yaitu Ukraina, imbas dari invasi Rusia ke Ukraina tersebut seluruh elit Eropa kemudian membagi kecaman dan membaikot Rusia.
Seperti dilansir oleh Tempo.co pada 5 Maret 2022 lalu, tercatat Eropa memberi sanksi ekonomi kepada Rusia berupa pembukuan aset serta Bank Rusia.
Berbagai sanksi diberikan kepada Rusia oleh Eropa. Hal itu juga berimbas pada Chelsea yang saat ini dimiliki oleh Abramovich.
Setidaknya ada 5 sanksi yang diberikan oleh Inggris kepada Chelsea yaitu, Chelsea tidak boleh menjual atau membeli pemain, Abramovich tidak boleh menjual Chelsea.
Selanjutnya Chelsea juga tidak boleh memperpanjang kontrak pemain-pemainnya, tidak boleh menjual tiket pertandingan serta kehilangan hak siar, Chelsea hanya boleh menjual Marchandise melalui pihak ketiga.
Dengan sanksi yang begitu berat Chelsea ibarat seorang pria yang lumpuh dan hilang panca indra.
Ditengah jalannya pertandingan di banyak Liga, Chelsea bertahan untuk bisa memainkan asanya dan membangkitkan kekuatannya.
Derita-Derita Chelsea pun satu persatu mulai muncul, Chelsea gugur di Liga Champions musim 2022. Setelah pertandingan melawan Real Madrid.
Derita lain pun kini muncul dengan kepergian bek terbaiknya Antonio Rudiger.
Chelsea tidak bisa memperpanjang kontrak Rudiger karena sanksi yang diberikan oleh Inggris sehingga sampai kontrak selesai bek tersebut akan pergi meninggalkan The Blues.
“Saya memiliki perasaan bahwa kami memberikan segalanya selama berbulan-bulan, baik saya pribadi dan klub, tetapi sayangnya kami berada dalam posisi dimana kami tidak dapat bertarung lagi karena sanksi dan Toni telah mengatakan bahwa dia akan meninggalkan klub, ” ungkap pelatih Chelsea Thomas Thucel yang dikutip Acehinfo.id dari web resmi Chelseafc.com.
Tuchel melanjutkan jika tidak adanya sanksi tersebut pihaknya akan terus bertahan dan melanjutkan untuk meraih juara.
“Tanpa sanksi, kami setidaknya memiliki kesempatan untuk terus berjuang agar dia bertahan, tetapi selama dalam beberapa pekan terakhir, tangan kami seperti terikat.
Saya tidak tahu apa jadinya jika hal itu (sanksi) tak terjadi, tetapi ini adalah keputusannya sekarang. Ini bukan hal yang baik bagi kami, tetapi kami tidak akan tersinggung dengan keputusannya,” paparnya.
Selain Antonio Rudiger beberapa pemain lain yang dikabarkan akan segera meninggalkan Chelsea karena kontraknya akan habis pada musim panas ini adalah Cesar Azpilicueta.
Dirinya juga akan hengkang pada Juni mendatang, selanjutnya disusul oleh Andreas Christensen, pemain asal Denmark ini akan meninggalkan The Blues dikabarkan agennya sudah membuka komunikasi dengan Barcelona.
Di tengah terpaan badai yang sangat besar, mungkinkah Chelsea tetap akan bertahan atau Chelsea akan tumbang laksana raja tanpa bidak.
Dalam hal ini sang juru taktik Thomas Tuchel akan memikirkan cara agar Chelsea tetap bisa bermain dan mempersembahkan permainan yang bagus.
“Kondisi ini akan menantang tetapi tidak peduli seberapa besar saya mencintainya dan seberapa besar peran yang ia mainkan, akan ada Chelsea tanpa Toni Rudiger dan kami akan menemukan solusi setelah ia pergi nanti,” tegas Tuchel.
Sejauh ini klub raksasa Liga Inggris ini tidak menyerah pada titik tertentu hal itu terlihat Chelsea berupaya melakukan upaya negoisasi dengan pemerintah Inggris.
Pewarta : Maulidi Alfata/Tempo.co
