28 C
Banda Aceh

TERKINI

spot_img

POPULER

Kisah Amad Leupon Membunuh Kapten Marsose

Amat Leupon orang Aceh yang super nekat di Lhoksukon, Aceh Utara. Ia masuk bivak militer Belanda dan membunuh Komandan Marsose Kapten Charles Emile Schmid.

Apa yang dilakukan Amat Leupon itu oleh Belanda disebut sebagai Aceh moorden (pembunuhan), sering dimaknai sebagai Aceh gila alias Aceh pungo. Orang Aceh sendiri menyebutnya hamok, mengamuk dan membunuh lawan di mana saja jumpa. Satu nyawa Belanda sudah cukup bagi orang Aceh untuk menebus kematiannya sendiri.

Secara hitungan satu nyawa orang Aceh dengan satu nyawa Belanda mungkin impas alias imbang. Tapi bagi orang Aceh itu lebih dari kemenangan. Pertama ia telah syahid karena membunuh si kaphe Belanda, kedua ia juga telah menang karena nyawa Belanda yang dibunuh lebih berharga dari nyawanya, karena kebanyakan yang kena hamok merupakan para perwira. Kemudian kemenangan yang ketiga adalah berhasil membuat tekanan, sehingga Belanda tak pernah merasa aman, walau dalam tangsi militernya sendiri.

Baca Juga: Sekolah Penerbangan Lhoknga dan Kisah Pilot Aceh Generasi Pertama

Salah satu perwira Belanda yang pernah kenak hamok itu adalah Kapten Charles Emile Schmid, Komandan Divisi V Marsose di Lhoksukon, Aceh Utara. Pada pagi 10 Juli 1933, ia mempersiapkan pasukannya baris berbaris di bivaknya. Seorang penduduk yang kemudian diketahui bernama Amad Leupon mendekatinya. Ketika sampai di depan Schmid, ia mengangkat tangan kananya  dan mendekatkan ujung karinya ke kening, memberi tabik, sebagai bentuk rasa hormat kepada Schmid.

Melihat itu, Schmid pun melakukan hal yang sama, mengangkat tabik. Tapi, belum sempat Schmid menurunkan tangannya, perutnya sudah ditembusi sebilah rencong. Amad Leupon menikamnya. Ia luka parah dan kemudian tewas. Kisahnya bisa dibaca dalam The Dutch Colonial War In Aceh pada halaman 222.

Kisah hamok Amad Leupon ini juga ditulis Tjoetje dalam buku Perkuburan Belanda Peutjuet Membuka Tabir Sedjarah Kepahlawanan Rakyat Atjeh  halaman 25. Ia mengisahkan, pada pagi 10 Juli 1933 itu, Schmid memperhatikan sekumpulan marsose sedang berlatih meninggalkan lapangan untuk pulang. Tapi kemudian dilihatnya, seorang penduduk melewatinya sabil memberi “tabik” seolah memberi penghormatan kepada perwira Belanda itu.

Baca Juga: Kisah Pasukan Cut Ali Menewaskan Kapten Paris

Tabik orang itu dibalas oleh sang kapten. Tapi di luar dugaannya, begitu tangan orang yang menghormatinya itu turun, rencong berlabuh pada tubuhnya dengan menyebabkan luka yang mematikan. Komandan marsose itu terhoyong, tapi langsung dibantu oleh beberapa serdadu di sekitarnya. Ia digotong ke rumah sakit, tapi dalam perjalanan ia mati.

Menurut sumber Belanda, orang yang menikam Kapten Schmid itu bernama Amad Leupon. Belanda menyebutnya sebagai orang yang telah jemu untuk hidup. Amad Leupon juga tewas ditebas dengan pedang oleh marsose bernama Asa Baoek. Atas keberhasilannya membunuh Amad Leupon yang menikam Kapten Schmid itu, Asa Baoek mendapat anugerah bintang salib perunggu.

Jenazah Kapten Schmid dari Lhoksukon, Aceh Utara kemudian dibawa ke Kutaraja (Banda Aceh) dan dikuburkan di komplek kuburan Belanda, Kerkhof Peucut, tempat ribuan serdadu Belanda dimakamkan.[]

Baca Juga: Kisah Pocut di Biheue Melawan 18 Tentara Marsose

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

MINGGU INI

spot_img