28 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

POPULER

Kisah Gimbal dan Patung Burung Garuda Berbahan Giok di Meulaboh

BURUNG GARUDA berwarna hitam berkilauan, bertengger di atas sebuah tugu berpilar kuning, hijau, hitam, merah dan putih setinggi 8 meter. Di dadannya tampak jelas lambang-lambang 5 sila dasar negara, seperti bintang, rantai, pohon beringin, banteng serta padi dan kapas.

Tugu yang berdiri megah di depan masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh Barat itu, baru rampung di bangun beberapa hari lalu. Tugu ini dinamakan Tugu Kongres Santri Pancasila, yang menghabiskan anggaran senilai Rp400 juta.

Patung burung Garuda Pancasila itu bobot seberat 1,5 ton. Patung ini terbilang istimewa, karena berbahan dasar giok Aceh. Sang pengagas dan penciptanya adalah Asep Setia Bangga (43), seorang perajin dan perupa asal Jawa Barat, yang telah menetap di Meulaboh sejak 2004 silam.

Pria yang akrab disapa Bembeng Gimbal ini (merujuk pada rambutnya yang dikepang gimbal), membutuhkan waktu selama satu setengah bulan untuk merampungkan Garuda Pancasila berbahan dasar giok hitam itu.

“Awalnya saya dihubungi sama kenalan guru SMK, kemudian dipertemukan dengan kepala dinas PUPR dan Pak Bupati untuk menggarap burung garuda ini,” kata Asep saat dihubungi AcehInfo, Sabtu (3/9).

Asep bercerita, saat menghadap Bupati Aceh Barat Ramli MS usai Idul Adha lalu, sang bupati awalnya memintanya mengerjakan patung garuda ini dengan bahan dasar dari kuningan atau bahan serat kaca atau fiberglass. Namun dirinya menyarankan agar bahan dasar yang dipilih adalah batu giok Aceh yang cukup tersohor dan berasal dari daerah ini.

“Saya sarankan ke pak Bupati supaya bahannya dari Giok Aceh saja, karena kan giok Aceh sudah terkenal dan berasal dari daerah ini juga, akhirnya pak bupati dan pak kepala dinas setuju,” kata Gimbal.

Dari situlah Bembeng mulai membuat rangka burung garuda dari besi setinggi 3 meter itu. Kemudian bahan giok black jade dipotong kecil-kecil 3 centimeter, untuk ditempel di seluruh bagian badan burung garuda, mulai dari kepala, badan, sayap hingga ekornya.

“Jadi saya membuat perhitungan agar burung garuda ini tahan lama dan kokoh. Apalagi di Meulaboh ini kan sering badai dan angin kencang, kalau dari kuningan takutnya diterbangin angin,” katanya.

Pria kelahiran Suka Bumi 21 September 1979 ini, mulai menekuni seni ukir batu giok sejak 2014 silam. Usai menyelesaikan pendidikan SMA, dia mendapatkan pelatihan di Balai Latihan kerja (BLK) di daerah asalnya.

Usai dari situ di mulai merantau ke Sumatera untuk menjadi pengajar di sejumlah balai latihan kerja, dari Sumatera Utara hingga Riau. Saat demam batu giok melanda Aceh pada 2018 dia tertarik untuk mengembangkan bakatnya, dan mulai membuat bengkel pengasahan batu giok di Negan Raya.

Dari situ, dia banyak mendapatkan pesanan karya seni dari batu giok Aceh. Seperti tongkat komando dan papan nama, serta prasasti berbahan dasar giok Aceh untuk sejumlah pejabat TNI/Polri.

Sejumlah petinggi TNI/Polri sudah mengoleksi tongkat komando buatannya. Mereka diantaranya Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Mantan Pangkostrad Agus Kriswanto, dan Mantan Pangdam Iskandar Muda Luczisman Rudy Polandi.Selain itu, Kapolda Aceh Irjen Pol. Rio S. Djambak dan beberapa nama besar lainnya.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga memiliki koleksi tongkat komando buah tangan Bembeng. Untuk ketua umum Partai Gerindra itu, Gimbal membuat khusus tongkat komando berkepala burung garuda.

Kisah Gimbal Dan Patung Burung Garuda Berbahan Giok Di MeulabohKembali ke patung garuda Pancasila yang akan segera menjadi ikon baru kota Meulaboh, Bembeng membutuhkan bantuan sebuah crane untuk memasangnya. Dia dan beberapa pegawainya berhasil memasang sang burung Garuda Pancasila itu pada Jumat kemarin.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat, Kurdi mengatakan, pembangunan tugu Tugu Kongres Santri Pancasila pertama di Indonesia sebagai bukti kecintaan daerah ini pada lambang negara, sekaligus untuk membumikan nilai-nilai Pancasila di kota Teuku Umar ini.

Menurut Kurdi, pembangunan tugu yang telah dirancang sejak Januari lalu ini tidak menggunakan anggaran pemerintah kabupaten itu. Kurdi bilang,mereka mendapatkan suntikan dana dari PT Prima Bara Mahadana (PT PBM), yang selama ini telah beroperasi di Aceh Barat.

Di bawah burung garuda tersebut, juga akan dipasang foto Presiden Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia pertama, beserta foto sejumlah ulama di Kabupaten Aceh Barat dan ulama Aceh.

“Ini menjadi bukti kecintaan masyarakat Aceh Barat terhadap Pancasila dan perjuangan para tokoh bangsa dan ulama,” katanya.

Tugu ini akan segera diresmikan. Kabarnya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurrachman akan hadir dalam peresmiannya.

Bembeng berharap Patung Garuda yang dibuatnya itu dapat berdiri tegak sepanjang masa di kota tauhid sufi itu, meski diterpa badai, hujan, dan terus dibakar sengatan matahari.

“Harapannya sama seperti tegaknya bangsa Indonesia ini. Kita harus bisa memanfaatkan seluruh kekayaan alam yang kita miliki untuk kemajuan bangsa ini. Kita harus menjadi bangsa pemikir dan mengelola kekayaan alam kita sendiri,” katanya.[]

 

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI