IBU adalah jimat bagi seorang anak. Bagi musisi yang juga politisi DPR RI Senayan Jakarta, Rafly Kande, ibu adalah jalannya menuju kebaikan dan kebajikan hidup. Rafly mencoba membagi penghormatan kepada sang bunda lewat lagu ciptaannya yang berjudul “Ku Kenang”.
Lagu yang digarap bersama putranya, Alul, itu mengingatkan setiap orang untuk menjunjung tinggi ibunya. Sudah sepatutnya siapa pun yang merasa sebagai anak, wajib memuliakan, membahagiakan dan mendoakan ibunya.
“Ibu menjadi jalan kita lahir ke dunia. Beliau yang merawat dan mendoakan kita. Tanpa ibu, kita betul-betul tak berdaya,” kata Rafly Kande.
Menandai Hari Ibu pada 22 Desember 2022 ini, sekaligus peringatan tsunami di Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004, Rafly Kande merilis single “Ku Kenang”. Judulnya sangat spesial untuk mengenang dua hal sakral dalam hidupnya itu.
Menurut Rafly, semangatnya untuk berkarya kembali terlecut saat bertemu dengan sahabatnya seorang “Famous Maker” bernama Bois Ahmad. Dari Bois, Rafly yang selama ini disibukkan dengan kegiatan politik, kembali tergelitik untuk berkarya.
“Mengenai project single ‘Ku Kenang’ ini, awalnya dari pertemuan silaturahmi dengan sahabat saya Bois Ahmad seorang Famous Maker. Setahun lalu ia memberikan ide konsep yang luar biasa. Ia meyakini saya kalau kini eranya kolaborasi, termasuk di dunia musik dalam hal kerja sama,” terang Rafly Kande yang juga pernah berkolaborasi dengan musisi Dwiki Dharmawan itu.
Oleh sahabatnya tersebut, Rafly ditantang untuk membuat sebuah single yang memiliki korelasi dengan momentum atau tematik sosok seorang ibu dan bencana tsunami Aceh. Dua hal tersebut memang selalu ada dalam pikiran Rafly.
“Dua momen tersebut kan jaraknya berdekatan, dan keduanya punya kekuatan maha dahsyat. Karena tahun lalu saya sibuk, maka baru terealisasi di tahun ini. Alhamdullah single yang bertajuk ‘Ku Kenang’ ini jadi juga,” tambah musisi 56 tahun itu.
Tsunami Aceh adalah peristiwa yang akan dikenang Rafly Kande sepanjang hayat. Ia mengalami sendiri kejadian yang tidak pernah dibayangkan itu.
Rafly mengaku tidak bosan-bosannya menceritakan betapa menakutkan kejadian itu agar setiap orang sadar akan dirinya sebagai makhluk tak berdaya.
Saat kejadian di tanggal 26 Desember 2004 pagi hari, Rafly baru saja selesai check sound untuk sebuah acara hiburan rakyat yang akan berlangsung di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh.
“Tiba-tiba terjadi gempa. Saya ditemani anak saat itu berada di lapangan lokasi acara. Setelah gempa, saya dan anak langsung pergi ke rumah orang tua. Saya mau cek melihat keadaan mereka,” terang Rafly.
Namun, sesaat setelah sampai di rumah orang tuanya, terjadilah tsunami. Suara menggemuruh dan tiba-tiba air laut di mana-mana. Rafly mengenang, air laut yang tak ubahnya air bah itu datang mengepung, berputar-putar dan mencari tempat terendah.
“Air laut mengepung tempat tinggal orang tua saya. Saat itu saya, anak dan kedua orang tua saya langsung menyelamatkan diri atas atap rumah dari semen. Di situ juga selanjutnya ada tetangga dekat rumah. Kami berada di situ menyelematkan diri, bertahan hidup dengan minum air bak dan makan seadanya,” tambah Rafly Kande yang lahir di Samadua, Kabupaten Aceh Selatan.
Itu hari terakhir pula Rafly bertemu dengan teman-temannya sesama musisi yang sempat check sound bersama. Ia selamat, tapi semua teman-temannya menghilang karena tsunami tersebut. Pengalaman itu itu sangat membekas di benak Rafly hingga sekarang.
Semua ingatan di atas dan penghormatan kepada ibunya, membuka ruang kreativitas Rafly Kande untuk melahirkan single “Ku Kenang”. Secara musikalitas, Rafly membuat single ini lebih nyaman di telinga dengan konsep minimalis.
“Ini single pop supaya bisa dinikmati banyak orang. Sementara video klipnya juga hanya butuh one take tanpa editing. Semua sederhana tapi harapannya lagu ini tetap hadir berkualitas dan mudah diterima masyarakat,” katanya memberi alasan.
Lewat single terbarunya, “Ku Kenang”, Rafly Kande berharap dapat berbagi pengalaman kepada para penggemarnya. Setidaknya, harapan untuk selalu mengagungkan ibu dapat ditiru oleh sebanyak mungkin orang.
“Bagi saya lagu ini juga membawa pesan soal tsunami Aceh. Tapi ini dasarnya semangat adalah penghargaan kepada ibu, ibu setiap orang,” imbuhnya.
Perkembangan digital musik membuat karya-karya Rafly Kande lebih familiar. Karya-karya dengan mudah bisa di-tracking di platform digital, terutama lewat YouTube. Ada lebih dari 200 karya lagu Rafly Kande yang bisa dinikmati lewat dunia maya.
Rafly sendiri sudah merasa sangat senang jika karyanya dapat dinikmati banyak orang. Oleh karenanya, ia menyebut tidak pernah merasakan hasil digital karya-karyanya itu. Namun, rilis single “Ku Kenang” akan menjadi langkah awal Rafly untuk menyusun kembali katalog musiknya.
Nama Rafly Kande mencuat saat membuat dan menyanyikan lagu berjudul “Aneuk Yatim”. Lagu dalam bahasa Aceh itu menceritakan kejadian tsunami yang meninggalkan banyak anak yatim.
Lagu tersebut menjadi hits karena sepanjang hari selama sebulan diputar dan menjadi back sound Metro TV dalam memberitakan kejadian tsunami Aceh secara langsung tahun 2004. Lagu itu seakan mendukung gambaran duka yang dialami masyarakat Negeri Serambi Makkah.
Lewat lagu tersebut, nama Rafly Kande mendunia dan sampai diundang ke luar negeri. Di tanah air, lagu “Aneuk Yatim” yang berada dalam sebuah album, bahkan terjual sebanyak 500 ribu keping dalam format VCD.
Sebagai musisi, Rafly bersama grup yang bernama Kande, manggung di seluruh tanah air dan luar negeri. Mereka mengusung keabsahan musik etnik modern, lirik, kostum dan bahasa Aceh hingga menjadi sebuah kesatuan.
Saat ini, Rafly Kande juga menjalani profesinya sebagai seorang politisi. Di parlemen, ia dikenal sebagai politisi yang lantang menyuarakan persoalan-persoalan mendasar masyarakat Aceh, dan menimbulkan pro kontra. Menurut Rafly, antara menjadi musisi dan politisi adalah satu kesatuan.[]