ACEH TAMIANG | ACEH INFO – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Samudra menggelar Pelatihan Capacity Building Usaha Kelompok Produksi Kue di Kampung Sukaramai Satu, Kecamatan Seuruway, Aceh Tamiang.
Pelatihan yang mengangkat tema” Pelatihan Capacity Building Usaha Kelompok Produksi Kue Menuju Kemandirian Ekonomi” dilaksanakan sejak 8 hingga 31 Agustus 2024, di Aula Kantor Datok Penghulu setempat.
Tim PKM Universitas Samudra terdiri dari Asnidar, Nurlina dan Zulkarnen Mora dan didampingi oleh mahasiswa sebagai perancang pelatihan dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR).
Dalam pelatihan itu menghadirkan peserta sekitar 18 pelaku usaha kue dari Kampung Sukaramai Satu.
Ketua Tim PKM Unsam, Asnidar, menyampaikan rasa terima kasih kepada Datok Penghulu dan warga Kampung Sukaramai Satu atas partisipasinya dalam kegiatan yang dimaksud.
Ia menjelaskan, bahwa PKM ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan terutama dalam menjalankan usaha kue secara berkelompok, melalui meningkatnya Capacity Building, penggunaan kemasan berlabel, sehingga mampu mendorong kemandirian usaha keluarga dan kelompok lebih masif lagi.
Bisnis kuliner semakin digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, tidak terkucuali di Kampung Sukaramai Satu. Tentunya disetiap daerah, kekhasan model kuliner menunjukan keunikannya tersendiri.
Seperti, kuliner di Kampung Sukaramai Satu sangat banyak bentuk dan modelnya.
Namun demikian pada prakteknya usaha yang dikelola itu masih beroreintasi pada jenis usaha individu.
Sehingga, sering ditemukan upaya-upaya yang mengarah kepada persaingan tidak sehat (Unethical Bussiness). Untuk mencegah hal tersebut terus terjadi maka diperlukan satu tindakan prefentif berupa sosialisasi dan pembinaan secara kontinyu kepada para pelaku usaha kuliner khususnya, yang memproduksi kue-mueh itu.
Menurutnya, terdapat beberapa tindakan korektif yang perlu diterapkan kepada pelaku usaha penghasil kue-mueh itu, diantaranya penguatan kapasitas para pelaku usaha kue-mueh (Capacity Building) dan pengelolaan manajemen usaha yang beroreintasi kepada kemandirian ekonomi desa.
“Dua agenda penting itu menjadi tugas para akademisi yang berasal dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Samudra dalam wujud pengabdian,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Nurlina memaparkan materinya tentang menakar potensi dan peluang usaha yang dilakukan oleh kelompok itu sangat menjanjikan dibandingkan dengan usaha sendiri-sendiri.
Melalui pelatihan ini peserta harus leibh berani dan mampu mewujudkan komitmen bersama agar usaha yang lakoni ini bisa dipertahankan dan meraih nilai jual tinggi.
Ia menambahkan bahwa usaha Kelompok Moonde cake’s ini sudah cukup baik dengan telah memiliki identitas usaha berupa logo/ merk usaha seperti yang telah dilakukan oleh bisnis lainya yang telah lebih dahulu maju.
Selain itu, kelompok peserta juga dibekali dengan praktek kemampuan kalkulasi biaya produksi (overhead), yang selama ini mungkin tidak disadari memiliki peran penting dalam dunia usaha.
“Setalah Covid 19 berlangsung dampak ketidak normalan harga barang dirasakan sangat berefek bagi usaha mereka,” ujarnya kepada acehinfo.id, Minggu, 1 September 2024.
Zulkarnen didampingi Hidayatullah menerangkan bahwa nilai jual harus dikalkulasikan dengan tidak mengesampingkan faktor Fix Cost dan upah pekerja, sehingga dalam penentuan harga pokok penjualan tidak berdampak negatif pada biaya produksi kue yang dihasil tersebut.
Sementara itu, salah seorang peserta, Dhea mengakui selama ini tidak mengetahui terkait hal tersebut, karena kami tidak tahu tentu itu karena kami tidak menempuh pendidikan tinggi.
“Alhamdulillah dengan pelatihan ini, membuat bertambah pengetahuan kami tentang bagaimana cara mengembangkan usaha yang baik dan benar,” ujarnya.
Datok Penghulu Kampung Sukaramai Satu, Yusran, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan tim PKM Unsam yang begitu serius dan bersemangat dalam memberikan ilmu dan pengalamannya untuk meningkatkan kapasitas warganya.
“Kami berharap pelatihan ini jangan sampai di sini saja, tetapi ada follow up dan InsyaAllah kami mendorong/membantu melalui badan usaha milik kampung sehingga usahanya berjalan dengan baik. Kita akan membuat brand produk sehingga usaha kelompok mampu meningkatakan pendapatan keluarga,” pungkasnya.[]