BANDA ACEH | ACEH INFO – Sejumlah aktivis mendesak Polres Aceh Selatan untuk segera mengungkap kasus kematian satwa lindung yang hingga saat ini masih belum mendapat kepastian hukum. Diperlukan advokasi agar perkara tersebut tidak mangkrak lantaran belum adanya laporan ke Polda Aceh.

“Silakan lakukan advokasi untuk mendesak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) untuk melapor ke pusat atau Polda, barang buktinya sampai sekarang masih ada, kasus itu masih bisa dibuka, tinggal temukan tersangkanya,” kata Saksi Ahli BKSDA, drh Taing dalam diskusi membedah kasus kematian satwa lindung yang masih mangkrak, Rabu, 16 Maret 2022.

Sementara itu, Manajer program Lembaga Suar Galang Keadilan (LSGK), Missi Muizzan berharap polisi tidak memberhentikan kasus kematian satwa yang terjadi di Aceh Selatan. Kasus tersebut seperti kematian harimau di Trumon hingga kasus terbaru di Meukek. Menurutnya, semua kasus tersebut mengandung unsur pidana.

“Ada unsur pidana di situ, dan kalau kasus itu dibuka lagi LSGK siap membantu tim penyidik,” ujar Missi.

Senada dengan Missi, Ismed selaku Manager Aceh Landscape-Orangutan Information Centre (OIC) berkomitmen memberi dukungan terhadap langkah-langkah advodkasi yang akan dilakukan kedepannya.

Diskusi yang juga dihadiri beberapa mahasiswa ini turut membahas kasus kematian Orangutan yang di tubuhnya ditemukan 137 peluru di Aceh Selatan pada 9 September 2020 lalu. Kasus tersebut merupakan salah satu perkara yang hingga saat ini masih menggantung tanpa adanya penetapan tersangka.

Terkait hal ini, Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh selaku penyelenggara acara diskusi mengatakan akan terus mengawal kasus-kasus yang masih mangkrak ini.

“Kita akan turut mengadvokasi agar kasus-kasus yang mangkrak ini agar terus di usut sampai ke tindak pidana,” kata Sekretaris FJL Aceh, Cut Nauval Dafistri.[]