BANDA ACEH | ACEH INFO – Masjid ini berbeda dengan masjid kebanyakan di Aceh, Indonesia dan mungkin juga di dunia. Bangunannya tidak memiliki kubah bawang apalagi menara. Arsitektur atap menggunakan tampung lima dengan puncak masjid dilengkapi dengan Kupiah Meukeutop.
Ya, Kupiah Meukeutop yang dimaksud adalah penutup kepala ciri khas pakaian adat tradisional Aceh. (Baca: Kupiah Meukeutop dari Tungkop)
Masjid ini sebenarnya bernama Masjid Baitul Musyahadah. Letaknya di bilangan jalan Teuku Umar, Gampong Geuceu Kayee Jato Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh. Meski bernama Baitul Musyahadah, warga lebih cenderung menyebut masjid ini dengan Masjid Kupiah Meukeutop.
Informasi yang dihimpun acehinfo.id menyebutkan masjid ini dibangun secara swadaya oleh warga muslim setempat pada tahun 1989. Pasca masjid selesai dibangun, warga menamakannya Masjid Al-Ikhlas. Namun pada tahun 1993, nama masjid diubah menjadi Masjid Baitul Musyahadah.
Masjid ini dirancang oleh mantan Gubernur Aceh Ali Hasjmy. Dia seorang cendikiawan muslim yang juga budayawan Aceh terkemuka. Rancangan masjid tersebut berdenah segi lima yang mengambil simbol rukun Islam sebagai panduan untuk diamalkan oleh para jamaah.
Masjid Kupiah Meukeutop ini dibangun dua lantai dan ditopang dengan puluhan tiang besar serta kokoh. Berbagai ornamen khas Aceh turut menjadi ciri khas dinding bagian dalam Masjid Baitul Musyahadah, yang dibangun di atas lahan seluas tiga hektare itu.
Lokasinya juga tidak jauh dari aliran Krueng (sungai) Daroy yang berhulu ke Mata Ie. Aliran sungai ini pada era kerajaan disebut Darul Isky.
Bagi traveler yang berkunjung ke kota Banda Aceh, lokasi masjid ini bisa dijangkau dengan mudah dari pusat kota. Anda bisa menumpang angkot yang di Aceh disebut labi-labi, ataupun becak motor. Para pengunjung juga dapat memanfaatkan TransKutaradja untuk mencapai masjid ini. Kalau pun mau sambil berjalan kaki juga memungkinkan karena jaraknya hanya sekitar 3 km dari Masjid Raya Baiturrahman.[]