BANDA ACEH | ACEH INFO – Permintaan terhadap Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meningkat setiap tahunnya, maka bisnis developer menjadi bisnis yang menjanjikan untuk mahasiswa
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Bank BTN, Nixon L P Napitupulu, saat Pelatihan Developer Milenial oleh BANK BTN di Universitas Syiah Kuala pada Jumat, 12 Oktober 2023.
Dalam kesempatan itu, Nixon mengatakan bahwa Iklim dalam mendukung wirausaha di indonesia sangat baik rasionya dibanding dengan negara lain. Namun sayangnya jumlah wirausahanya salah satu terendah di dunia.
Ia juga mengajak generasi Z untuk menggeluti dunia usaha. “Orang terkaya di indonesia bahkan dunia adalah orang yg bergerak di bidang usaha, bukan dari kalangan pegawai,” kata Nixon
Menurutnya, real estate menjadi sektor pilihan yang baik. Ada lima alasan kenapa bisnis developer menjadi bisnis yang menjanjikan. Pertama, padat modal, dalam artian tidak mesti ada modal yg besar dan bisa didapatkan melalui bank seperti BTN melalui KPR. Kedua, padat karya, memiliki pekerja yang banyak sehingga lapangan pekerjaan terbuka luas.
Ketiga, produk yang terjangkau, dimana material bangunan semua ada di indonesia sehingga konsumsi produk lokalnya tinggi. Keempat, income untuk negara, properti adalah sektor dengan objek pajak paling banyak. Kelima, pengembang yang cukup banyak.
Nixon mengungkap seiring meningkatnya angka pernikahan, maka permintaan rumah semakin tinggi sedangkan kepemilikan rumah membutuhkan biaya yang besar. Maka disediakanlah sistem KPR untuk memudahkan untuk memiliki rumah.
“Lahan di indonesia terbatas dan harus terbagi Pertanian, industri, perumahan dan lain lain. Sehingga harga rumah makin lama makin naik. Makanya 90 persen lebih masyarakat menggunakan KPR,” sebut Nixon
Menurut data olahan dari pusat statistik, Nixon mengatakan 12,7 juta keluarga di indonesia belum memiliki rumah. Developer di indonesia hanya mampu menyediakan 700-800 ribu per tahun. 38 persen dari rumah tersebut tidak layak huni. Dan 5,8 juta milenial tidak memiliki rumah sedangkan harga dasarnya berkisar 200-400 juta dan naik tiap tahun.
Maka BTN hadir dengan penyediaan KPR terbesar dengan market share mencapai 39,1 persen. Sejauh ini, 300 unit rumah dapat dibangun pertahun dan sudah mencapai kurang lebih 5,2 juta unit.
“Dalam pelayanan KPR BTN sudah mengembangkan Teknologi bank berbasis digital. Salah satu Contohnya adalah jual beli properti via online,” ungkap Nixon
Selain itu ia juga memperkenalkan Housing Finance Center (HFC) sebagai pusat learning, advisory dan reaserch di bidang perumahan.
Didalam HFC terdapat pendidikan developing dan properti yang melibatkan berbagai mentor. Disana juga menjadi wadah konsultasi properti seperti permasalahan legalitas, tanah dan lahan, pajak, skill set dan lain lain. Dengan melibatkan 30 akademis 70 praktisi, HFC diharapkan dapat membantu masyarakat.
Dalam pelatihan tersebut juga hadir Musdalil Amri, Kompartemen DPP Real Estate Indonesia (REI) yang memaparkan metode enterpeunership.
“Kunci enterpeuner versi saya adalah MSDL yaitu menang, semangat, dinamis dan lugas,” papar Musdalil.
Ia juga mengatakan nilai anak muda ada pada kejujuran kemudian kita mendapat kepercayaan, cinta dan rasa hormat. Ini yang menjadi bekal anak muda dalam dunia enterpeuner.
Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Marwan, saat membuka kegiatan itu menyampaikan, bahwa USK sebagai perguruan tinggi yang memiliki peranan melahirkam sumber daya manusia akan menopang mewujudkan cita cita nasional
USK akan membangun kolaborasi dengan pihak perbankan. Dengan BTN sendiri sudah lama menjalin kerjasama. Hingga saat ini BTN Telah banyak membantu mahasiswa KIP-K sehingga USK mendapat anugerah menjadi penyelenggara kipk terbaik Nasional.
“Terimakasih BTN atas kerjasamanya. Dan Terimakasih juga BTN telah memberikan kesempatan alumni USK berkarir di BTN secara nasional” ucap Marwan.
Ia juga menambahkan bahwa USK sangat menyambut baik program seperti ini. Bukan hanya edukasi, tapi juga pengalaman dan pemahaman.
“Apalagi program seperti ini mendorong USK mencapai visinya yaitu menjadi kampus yang melahirkan socioteknopreuner,” pungkasnya.[]
Pewarta: Rendi Febriansyah
Editor : Izal Syafrizal