BANDA ACEH|ACEHINFO-Kepolisian Resort Kota Banda Aceh memulai penyelidikan dugaan praktik jual beli 2.050 kantong darah donor, di Palang Merah Indonesa (PMI) Banda Aceh ke Tangerang. Bahkan polisi telah memeriksa keterangan pihak PMI Kota Banda Aceh.

“Hari ini ada pihak dari PMI yang kami mintai klarifikasi,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Banda Aceh, Komisaris Polisi M Ryan Citra Yudha, Jumat (13/5).

Meski telah memastikan dimulainya pengusutan dugaan tindak pidana dalam kasus tersebut, namun Ryan belum menjelaskan siapa pihak dari PMI Banda Aceh yang dimintai klarifikasi oleh polisi. Kata dia, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Setelah itu berdasarkan pemeriksaan hari ini akan kita kembangkan kembali siapa-siapa saja yang akan kita mintai keterangan,” sebutnya.

Sebelumnya publik Aceh digemparkan dengan kabar pengiriman darah dari PMI Banda Aceh ke Tangerang. Padahal kondisi stok darah di ibukota provinsi ini masih kosong.

Bahkan pengiriman tersebut diduga dilakukan tanpa sepengetahuan pengurus. Darah itu dijual seharga Rp300 ribu per kantong, di bawah aturan Peraturan gubernur Aceh, yang setiap darah satu kantongnya dibanderol sebesar Rp360 ribu.

Kisaran harga itu lebih murah Rp35 ribu jika disalurkan ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), yang biasanya diganti dengan uang sebesar Rp335 ribu per kantong darah.

Ketua PMI Kota Banda Aceh, Dedi Sumardi Nurdin menyebut etidaktahuan beberapa pengurus tentang pengiriman darah ke Tangerang lantaran sudah dua bulan terakhir tidak pernah hadir ke PMI Kota Banda Aceh. Padahal Dedi telah mengundang mereka untuk datang ke kantor relawan tersebut.

“Sebenarnya ini cuma kesalahpahaman saja, Jadi jelas pernyataan mereka itu tidak benar menyangkut masalah darah ini,” kata Dedi dalam konferensi pers yang digelar di Aula PMI Kota Banda Aceh, Kamis kemarin.[]