28 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

POPULER

Wanita Arab Saudi Kini Gandrungi Potongan Rambut ‘Boy’

RIYADH | ACEH INFO – Di salah satu salon di pusat kota Riyadh, Arab Saudi, permintaan untuk potongan rambut model “Boy”, melonjak. Tujuh atau delapan dari 30 pelanggan perempuan pada hari tertentu meminta supaya rambutnya dipangkas model bocah laki-laki.

Seorang penata rambut, yang akrab disapa Lemis, mengatakan rambut model seperti ini sangat populer sekarang, khususnya setelah perempuan memasuki pasar tenaga kerja Arab Saudi.

“Fakta bahwa banyak perempuan tidak mengenakan jilbab telah membuat potongan rambut gaya ini meluas,” kata Lemis, yang juga mendorong para pelanggannya untuk mencobanya, terutama perempuan di akhir usia belasan dan dua puluhan, katanya.

Seorang dokter, yang berpenampilan rambut ‘boy’ mengatakan, tampilan rambut seperti ini berfungsi sebagai bentuk perlindungan dari perhatian laki-laki yang tidak diinginkan. Penampilan itu juga memungkinkan dia untuk fokus pada pasiennya. Sebelumnya ,dia berambut lurus panjang sampai ke lehernya.

“Orang suka melihat feminitas dalam penampilan perempuan. Gaya ini seperti perisai, yang melindungi saya dari orang-orang dan memberi saya kekuatan,” ujarnya.

Abeer Mohammed, 41 tahun, ibu dari dua anak yang menjalankan toko pakaian, memilih potongan rambut seperti laki-laki karena alasan praktis. Dia mengaku tak punya banyak waktu mengurus rambut.

“Rambut saya keriting, dan jika rambut saya tumbuh panjang, saya harus menghabiskan waktu yang tidak tersedia untuk saya merawatnya di pagi hari,” kata Abeer.

Sementara, seorang pramuniaga sepatu di mal Riyadh, Rose, 29 tahun, melihat rambutnya yang dipotong pendek sebagai cara untuk menegaskan kemandiriannya dari pria, bukan untuk meniru mereka. Gaya itu memberinya kekuatan dan kepercayaan diri.

“Saya merasa berbeda, dan mampu melakukan apa yang saya inginkan tanpa perwalian siapa pun. Awalnya keluarga saya menolak tampilan itu, tapi lama kelamaan mereka terbiasa,” katanya.

Mendapatkan lebih banyak perempuan untuk bekerja adalah komponen utama dari rencana reformasi Visi 2030 Pangeran Mohammed bin Salman untuk membuat Arab Saudi tidak terlalu bergantung pada minyak.

Asisten menteri pariwisata Arab Suaudi, Putri Haifa Al-Saud kepada Forum Ekonomi Dunia di Davos bulan lalu mengatakan, rencana tersebut awalnya menyerukan agar perempuan menyumbang 30 persen dari angkatan kerja pada akhir dekade ini, tetapi angka itu sudah mencapai 36 persen.

Sejauh ini, Arab Saudi sudah tidak mewajibkan penggunaan jilbab. Wanita Saudi juga tidak lagi dilarang dari konser dan acara olahraga, dan pada 2018 mereka mendapatkan hak untuk mengemudi.

Kerajaan Arab Saudi juga telah melonggarkan aturan perwalian, yang berarti perempuan sekarang dapat memperoleh paspor dan bepergian ke luar negeri tanpa izin kerabat laki-laki. [] Sumber: tempo.co

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI