JAKARTA| ACEH INFO-Riska Yanti harus pulang ke Aceh dengan seribu satu rasa. Gadis berusia 10 tahun itu terpaksa dibawa pulang oleh orang tuanya kembali ke Panton Labu Aceh Utara, karena rencana operasi di jantungnya gagal dilakukan.
Sejak duduk di bangku kelas dua sekolah dasar, Riska sudah diketahui memiliki kelainan jantung. “Sekarang sudah empat bulan tidak masuk sekolah selama berobat di Jakarta,” kata Suryani Saleh, 36 tahun, ibu kandung Riska.
Suryani dan suaminya Idris, 38 tahun berangkat ke Jakarta dengan sejuta harapan besar menyembuhkan putrinya itu. Sebelum berangkat, Riska juga sempat dirawat di Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh.
“Karena kata dokter waktu di Banda Aceh, jantung anak saya posisinya bukan seperti jantung orang normal biasanya. Sehingga dirujuk ke Jakarta,” kata Suryani.
Selama berobat di Jakarta, mereka tinggal di Rumah Sehat Mandiri, Jakarta Pusat. Namun kegalauan melanda kedua pasangan itu setelah dokter ahli jantung di Jakarta memaparkan kondisi yang akan dihadapi anaknya, pasca operasi nanti.
“Karena kata dokter, kalau jantungnya dipindahkan seperti orang normal lainnya, akan ada masalah lagi. Sehingga kami tidak berani melanjutkan untuk operasi,” katanya.
Untuk pulang ke kampung halaman, keluarga kurang mampu ini terpaksa meminta bantuan dari Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA). Lewat bantuan itu, mereka dipulangkan lewat jalur darat, dengan menumpangi bus, melalui terminal bus Pulo Gebang, Jakarta Timur.
“Mereka diperkirakan akan tiba di Aceh sekitar lima hari ke depan. Semoga selamat sampai tujuan,” kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal dalam keterangannya tertulisnya yang diterima AcehInfo, Senin (14/3).
Almuniza bilang, pemulangan tiga warga Aceh Utara itu untuk membantu meringankan beban pasangan miskin itu.
“Mereka juga tidak lagi memiliki biaya untuk pulang ke Aceh, sehingga meminta bantuan ke Badan Penghubung,” kata Almuniza.
Selain melayani kunjungan para pejabat Aceh di Jakarta, Badan Penghubung Pemerintah Aceh memang memplotkan anggaran untuk membantu warga Aceh di Jakarta yang mengalami kemalangan dan musibah.
“Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu, seperti yang mereka alami dipulangkan dari Jakarta,” ujar Almuniza.
Berdasarkan pagu anggaran yang dilihat AcehInfo dan yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) tahun 2022, Badan Penghubung Pemerintah Aceh mengelola anggaran sekitar Rp 38 Miliar. Tahun lalu, BPPA mengelola anggaran senilai 28,6 Miliar.[]