BANDA ACEH | ACEH INFO – Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi di Aceh akan tinggi menjelang Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Meski demikian ekonomi Aceh diperkirakan akan tumbuh 3,42% hingga 4,22% dalam tahun 2022.
Hal itu terungkap dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh yang diterbitkan oleh Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Februari 2022. Dalam laporan itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani menjelaskan, pada triwulan akhir 2021 lalu inflasi di Aceh tercatat 2,24% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 2,12% (yoy).
Meningkatnya inflasi disebabkan oleh meningkatnya permintaan dan tren naiknya harga emas dunia. Peningkatan inflasi di Aceh pada akhir tahun 2021 disebabkan oleh kelompok transportasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Pada triwulan pertama tahun 2022 (Januari – Maret) laju inflasi di Aceh diperkirakan akan lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan dalam menyambut Ramadhan dan hari raya idul fitri, serta tren meningkatnya harga emas dunia.
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Aceh pada akhir 2021 tercatat sebesar 7,39% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya 3,01% (yoy). Pada sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan didorong oleh konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga dan ekspor luar negeri. Sementara, pada sisi lapangan usaha, perbaikan ekonomi utamanya disumbangkan oleh pertanian, kehutanan, dan perikanan serta konstruksi.
BI juga melaporkan, kinerja keuangan daerah Aceh pada triwulan IV 2021 secara umum mengalami perlambatan, utamanya didorong oleh penurunan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).
Di sisi lain, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Sedangkan aspek kemiskinan menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan seluruh provinsi di Sumatera, TPT Aceh berada pada urutan keempat sedangkan kemiskinan berada pada peringkat pertama.
Kinerja perekonomian Aceh pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh 3,42% hingga 4,22% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (2,79%, yoy). Kondisi tersebut utamanya diperkirakan oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Laju inflasi tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dibanding dari sasaran inflasi nasional dan lebih tinggi dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar 2,25% (yoy), dengan perkiraan peningkatan inflasi didorong oleh komponen volatile food dan administered prices.[]
