BANDA ACEH | ACEH INFO – Sejumlah relawan dari Tenaga Sukarela (TSR) dan Korps Sukarela (KSR) melakukan aksi unjuk rasa secara damai di depan Kantor Markas PMI Kota Banda Aceh, Jumat , 1 Juli 2022. Dalam aksinya, mereka menolak pembekuan pengurus PMI Banda Aceh serta menuntut peninjauan kembali dari Ketua Umum PMI Pusat Jusuf Kalla.
Seperti diketahui, Pengurus PMI Provinsi Aceh telah membekukan kepengurusan PMI Kota Banda Aceh periode 2021-2026 pada Senin, 27 Juni 2022 lalu.
“Kami atas nama relawan PMI yang tergabung dalam naungan PMI kota Banda Aceh menyatakan sikap menolak pembekuan yang diajukan oleh PMI provinsi ke PMI pusat,” kata Koordinator aksi, Muslem.
Relawan TSR sangat menyayangkan tindakan pembekuan Pengurus PMI Banda Aceh tersebut. Seharusnya, kata dia, PMI Pusat mendelegasikan kebijakan tersebut kepada PMI Aceh.
“Kalau memang PMI Provinsi Aceh adalah orang tua kami, kenapa tidak dilakukan tindakan tegas bagi oknum atau orang yang sudah mencemarkan nama baik organisasi PMI dengan menyebar berita bohong/hoaks tentang PMI jual beli darah,” kata Muslem.
Hal senada disampaikan Wakil Koordinator Aksi, Marwan Syahrul Harahap. Dia menilai seharusnya PMI Provinsi Aceh memecat oknum pengurus yang telah menyebarkan berita hoax terkait jual beli darah di PMI tersebut.
“Kami dari relawan PMI kota Banda Aceh sangat menyayangkan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh PMI Provinsi Aceh dalam menyikapi persoalan yang terjadi di PMI kota dengan mengeluarkan statemen yang sangat tendensius, seolah-olah sangat membenarkan dan membela oknum yang menyebarkan berita bohong jual beli darah,” kata Marwan.
Mereka berharap Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum PMI Pusat untuk dapat meninjau kembali dan membatalkan hasil keputusan tentang pembekuan pengurus PMI Banda Aceh. Mereka juga meminta PMI Pusat untuk melakukan audit dan melakukan evaluasi terhadap PMI Provinsi Aceh,
“PMI Provinsi Aceh sudah tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di PMI Kota Banda Aceh, yang katanya PMI Provinsi Aceh adalah ayah atau kakeknya relawan PMI,” pungkasnya.[]
