BANDA ACEH | ACEH INFO – Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) memberikan beberapa catatan kasus mangkrak yang ditangani pihak Kejati Aceh. Catatan tersebut diberikan saat MaTA bersama Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan audiensi dengan Kejati Aceh, Kamis, 25 Agustus 2022.
Audiensi tersebut diterima oleh Kepala Kejati Aceh, Asintel, Aspidsus, Koordinator dan Pemkum.
Pada kesempatan tersebut MaTA dan ICW menyampaikan dan berdiskusi mengenai Hasil Monitoring/Pemantauan terhadap trend penindakan Kasus Korupsi di Aceh tahun 2021 dan kuartal pertama tahun 2022 (Januari-April) yang ditangani oleh jajaran Kejaksaan.
Selain mempresentasikan temuan dan trend kasus korupsi di Aceh, Koordinator MaTA, Alfian, memberikan rekomendasi kepada Kejati Aceh untuk memaksimalkan fungsi pencegahan dan penindakan.
“Aspek pencegahan sangat penting dilakukan, yang dimulai dari tahapan perencanaan sehingga langkah-langkah mencegah terjadinya tindak pidana korupsi bisa lebih optimal,” ucap Alfian.
Selain itu MaTA juga memberikan beberapa catatan kasus mangkrak (bahan persentase) yang belum ada kepastian hukum yang ditangani oleh Kejati Aceh, seperti kasus pengadaan sertifikat tanah bagi masyarakat miskin oleh Dinas Pertanahan Aceh, kasus jembatan Kilangan di Aceh Singkil, kasus pembangunan tanggul Cunda-Meuraksa di Kota Lhokseumawe, pembagunan oncology di RSUZA, penggunaan anggaran pandemi dan covid di RSUZA dan Pinjaman daerah Pemkab Aceh Utara pada PT BPD Aceh Rp 7,5 miliar.
“Oleh sebab itu MaTA mendorong Kejati Aceh untuk transparan dan memberikan kepastian hukum terhadap perkara yang ditangani, karena itu akan menjadi salah satu aspek penilaian dari masyarakat Aceh itu sendiri terhadap kinerja Kejati Aceh,” tambah Alfian.
Tibiko dari ICW menyampaikan catatan dan capaian kinerja Aparat Penegak Hukum (APH) dalam menangani kasus korupsi tahun 2021 dan kuartal pertama tahun 2022.
“Meskipun masih jauh dari target, Kami melihat baik di Aceh maupun di nasional, kinerja kejaksaan sedikit lebih baik dari APH yang lain dalam penindakan kasus korupsi. Oleh sebab itu harapannya kinerja kejaksaaan kedepannya bisa lebih ditingkatkan,” ucap Tibiko.
Kepala Kejati Aceh, Bambang Bachtiar menyambut baik catatan dan rekomendasi yang diberikan MaTA dan ICW. Dia berharap sinergi dan kolaborasi dengan masyarakat sipil terus terjalin.
Selain itu Kepala Kejati Aceh juga berharap kontrol sosial dari masyarakat sipil, tidak hanya di tahapan penyidikan akan tetapi sampai ketahapan putusan pengadilan.[]
EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS