BANDA ACEH I ACEH INFO – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Aceh mempertegas komitmennya dalam mendukung kemandirian ekonomi pesantren yang diupayakan melalui pembentukan Holding usaha berbasis Dayah dan Pesantren di Aceh.
Hal ini selaras dengan gagasan yang telah berjalan di level nasional melalui organisasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Aceh.
Achris Sarwani yang diwakili oleh Yon Widiyono, Ketua Tim Perumus Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) BI Aceh mengatakan, bahwa BI serius mendukung pemberdayaan potensi ekonomi dan usaha di kalangan dayah karena memiliki peran strategis dalam membangun fondasi ekonomi mandiri.
Yon Widiyono menjelaskan bahwa gagasan pembentukan wadah bisnis penghimpun unit usaha dayah dan pesantren sejalan dengan agenda pengembangan ekonomi syariah melalui penguatan ekosistem halal.
Langkah tersebut diantaranya ditujukan untuk mendukung akselerasi dan penguatan unit-unit usaha yang ada di dayah Aceh.
Langkah ini sangat strategis untuk memberdayakan bisnis dayah dan pesantren sehingga kerja sama antar pesantren semakin erat.
Pesan tersebut terungkap dalam acara Forum Group Discussion (FGD) terkait pemetaan usaha dayah dan pesantren Aceh yang digagas oleh BI Kantor Perwakilan Aceh berkerjasama dengan Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh yang bertempat di Auditorium Teuku Umar Kantor Bank Indonesia Perwakilan Aceh di Banda Aceh.
Acara tersebut dihadiri ulama kharismatik Aceh yang menjadi Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang juga akrab disapa dengan Ayah Sop.
Serta diikuti oleh sejumlah pimpinan dayah Aceh seperti Dr. Muntasir (Dayah Jamiah Al Aziziah), Dr. Razak (Dayah Daruzzahidin), Waled Rusli Daud (Dayah Mishrul Huda), Dr. Muttaqien (Dayah Nura), Dr. Abdiansyah Linge (Dayah Maqamam Mahmuda), Tgk. Muhammad Saleh (Dayah Darul Mujahadah Al Waliyah), Dayah Enterprenuer Darussalam, serta dari Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Kanwil Kementerian Agama Aceh, Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh.
Dicapai kesepahaman untuk membentuk wadah penghimpun dunia usaha dari dayah dan pesantren sebagai cabang Hebitren Wilayah Aceh serta disetujui untuk mempercepat pembentukan formatur kepengurusan mengingat sejumlah agenda prioritas untuk ditindaklanjuti bersama.
Ditekankan untuk membina komunikasi strategis sehingga konsep HEBITREN ini bisa diterima dengan baik di lingkungan dayah dan pesantren di Aceh.
Ayah Sop berpesan agar upaya pembentukan HEBITREN Aceh dilakukan secara bertahap sehingga dapat mencapai target yang realistis demi kemandirian dayah tanpa melupakan dukungan dari Bank Indonesia Perwakilan Aceh.