26.6 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Cerita Wisman Australia ke Aceh, Sulit dan Pelik Menukar Duit

BANDA ACEH | ACEH INFO – Tiga wisatawan asing asal Australia yang sedang liburan ke Aceh mengaku merasa kesulitan untuk menarik uang melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dari dua bank milik pemerintah.

Hal itu dikarenakan mesin ATM yang berlaku di Aceh berstatus syariah dan tidak diperuntukan untuk bank konvensional. Alhasil wisatawan mancanegara masing-masing bernama Paul, Larry, dan Kelly, tidak bisa menggunakan ATM mereka.

No money, no bank, no food, no petrol, what are we gonna do. I’m in Aceh,” ucap Paul, dalam video singkat yang viral di media sosial.

Peristiwa tersebut diketahui melalui video singkat yang direkam, Fendra Tryshanie, rekan dari ketiga WNA asal Australia. Fendra yang juga seorang jurnalis asal Aceh, menceritakan pengalaman yang dialami ketiga temannya itu.

Ketika dikonfirmasi, acehinfo.id, Fendra pun membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyampaikan, kronologi bermula ketika mereka yang akan melakukan perjalanan mencari mesin ATM untuk menarik uang, pada Jumat, 26 Agustus 2022.

Mereka menyinggahi sejumlah mesin ATM yang ada di Kota Band Aceh milik Bank Syariah Indonesia (BSI) maupun Bank Aceh Syariah (BAS). Sebab, kedua bank milik pemerintah ini yang dominan di Aceh, khususnya Kota Banda Aceh.

Tetapi, setelah mencoba beberapa mesin, transaksi tidak bisa dilakukan. Itu dikarenakan ATM milik Paul, Larry, dan Kelly, merupakan bank konvensional serta berasal dari luar negeri. Sedangkan di Aceh, seluruh bank kini berstatus syariah sesuai Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

“Alhasil, opsi terakhir adalah menarik uang di BCA Syariah. Di BCA bisa Alhamdulillah,” kata Fendra, saat dikonfirmasi, pada Sabtu, 27 Agustus 2022.

Meski tak bisa menarik uang dari mesin ATM BSI dan BAS, namun Fendra beserta tiga rekan WNA tetap berpikir positif. Mereka berpikir bahwa dua bank berstatus syariah milik pemerintah tersebut sedang mengalami gangguan jaringan sehingga tidak bisa melakukan transaksi. Rombongan memutuskan melanjutkan perjalanan ke arah pantai barat selatan Aceh.

Tak pernah berpikir bahwa bakal mengalami hal yang serupa di kota tujuan selanjutnya, Fendra maupun tiga rekan asal Australila itu hanya menarik uang secukupnya dari BCA Syariah di Kota Banda Aceh.

Ternyata dugaan itu salah, mesin ATM BIS maupun BAS yang ada di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, tidak bisa melakukan transaksi penarikan uang untuk nasabah bank konvensional. Guna memastikan, mereka sempat melakukan hal serupa di mesin lainnya, tetapi masih juga sama.

Fendra sempat menghubungi pimpinan BAS Cabang Tapaktuan untuk meminta bantuan. Dikarenakan orang yang dihubunginya itu kebetulan sedang bersama pimpinan BAS Cabang Meulaboh sehingga langsung bisa mendapatkan jawaban.

“Ketika dihubungi ke Bank Aceh Syariah, dibilang kalau menukar uang di Bank Aceh tidak bisa dan disarankan untuk ke BSI,” tiru Fendra.

Pimpinan cabang BSI di daerah tersebut dihubungi, namun dikatakan bahwa penarik uang dari bank konvensional tidak bisa ditarik melalui mesin ATM. Transaksi penukaran harus dilakukan langsung ke kantor.

“Hanya saja ketika itu Jumat dan sudah sore. Sudah pasti sistem perkantoran sudah ditutup,” imbuh Fendra.

Akibat tidak bisa melakukan transaksi penarikan, Paul, Larry, dan Kelly terpaksa harus memakai uang milik Fendra dan seorang rekannya yang lain untuk sementara. Namun, uang keduanya dipastikan tidak akan cukup menalangi kebutuhan mereka selama beberapa hari.

“Kesalahan kami karena tidak ambil semua uang ketika berada di Banda Aceh, karena ya ada harapan kalau di Meulaboh atau Tapaktuan bisa tarik.”

Beranjak dari kejadian dialaminya, Fendra menyampaikan, bila pengalamannya itu menjadi pemberitahuan keras untuk Pemerintah Aceh yang sedang berusaha mempromosikan pariwisata di Tanah Rencong.

Pemerintah harus berbenah dan kembali meninjau penerapan status syariah untuk semua bank yang dinilai terlalu dini, sedangkan permasalahan sistem dikatakan Fendra, kerap timbul di tengah masyarakat.

Ini akan berdampak kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Aceh, khususnya mancanegara yang menggunakan bank konvensional luar negeri. Ditambah lagi, tidak semua kabupaten kota di Aceh mempunyai bank syariah milik swasta.

“Harapannya, perbaiki semua sistemnya dulu di sini. Jika sudah rapi dan tertata dengan baik, baru boleh dikeluarkan bank konvensional. Tetapi sekarang sistemnya kadang-kadang belum,” ucap Fendra.

“Intinya yang mau aku sampaikan di sini adalah, karena tidak adanya bank konvensional, itu tidak sinkron dengan wisata kita. Kan kita inginnya Aceh ini buka wisata dan segala macam, namun ini tidak sinkron dan kesulitan,” tutupnya.[]

PEWARTA: MUHAMMAD

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS