JANTHO | ACEH INFO – Pencarian empat santri yang hilang akibat terseret arus sungai Brayeun, Kecamatan Leupung, Aceh Besar, masih dilakukan hingga Sabtu, 27 Agustus 2022. Teranyar, tim gabungan berhasil mengevakuasi korban ketiga yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 08.10 WIB tadi.
Sebelumnya, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto sempat mengunjungi lokasi tenggelamnya empat santri di Brayeun tersebut, Jumat, 26 Agustus 2022. Di sana, Pj Bupati dan unsur terkait bahkan sempat menggelar ritual doa dengan harapan agar para korban segera ditemukan. Doa tersebut dipimpin oleh Ustadz Mustaqim yang juga staf kantor Camat Leupueng.
“Di samping Tim SAR terus melakukan pencarian, kita juga menggelar doa bersama dengan harapan korban dapat segera ditemukan,” ujar Iswanto.
Iswanto berharap upaya pencarian dapat berlangsung lancar tanpa kendala sampai para korban ditemukan.
Iswanto juga menyampaikan terima kasih kepada kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pencarian, baik tim dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), tim BPBD, TNI, Polri, tim Dinsos Aceh, Dinsos Kabupaten Aceh Besar, Dinas Kesehatan, Muspika Leupueng hingga masyarakat sekitar lokasi kejadian.
Turut hadir pada kegiatan doa itu Kepala Pelaksana BPBA Ilyas, Kepala Dinas Dinas Sosial Aceh Besar Bahrul Jamil, Kepala BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil, serta Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Aceh Besar Abdullah.
Baca: Korban Ketiga Tenggelam di Brayeun Ditemukan Meninggal Dunia, Satu Masih Hilang
Keempat korban dilaporkan terseret arus bah banjir yang melanda kawasan pemandian Brayeun pada Kamis, 25 Agustus 2022 kemarin. Saat kejadian, terdapat lima orang yang terseret banjir tersebut. Namun, Saiful Amani (23) warga Kota Fajar, Kabupaten Aceh Selatan berhasil diselamatkan pada saat kejadian.
Para korban selama ini tinggal di Dayah Raudhatul Qur’an Al-aziziah, di Lamsiteh, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Saat kejadian, para santri beserta Pimpinan Dayah Raudhatul Qur’an Al-Aziziah, Teungku Salman, pergi berlibur ke pemandian Breyeun. Ketika sebagian santri mandi, tak lama kemudian hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.[]