JAKARTA | ACEH INFO — PT Hutama Karya akan merehabilitasi jaringan irigasi di 11 kabupaten/kota di Aceh. Rehabilitasi mencakup bangunan struktur hingga pergantian pintu air yang rusak. Komponen utama infrastruktur yang direhabilitasi meliputi saluran primer, sekunder, tersier, dan pintu air.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim menjelaskan, penandatanganan kontrak untuk proyek di Aceh dtersebut sudah dilaksanakan pada Rabu, 25 Juni 2025 lalu. penandatangan ikut dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (SNVT PJPA) Sumatera I, Azriyan; serta PPK Irigasi dan Rawa I, Fajarullah Mufti.
Pekerjaan yang sama juga akan dilakukan di 3 Kabupaten di Provinsi Riau yang penandatangan kontraknya juga sudah dilakukan pada Selasa, 1 Juli 2025, dihadiri oleh Kepala SNVT PJPA Sumatera III, Insan Prasasti; serta PPK Irigasi dan Rawa III, Cahaya Santosa Samosir. Mewakili Hutama Karya, Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum, Rizky Agung.
“Rehabilitasi ini akan berdampak langsung bagi sekitar 150 kelompok tani di kedua provinsi, yang tersebar di kurang lebih 150 desa. Dengan pasokan air irigasi yang lebih andal, petani berpeluang meningkatkan intensitas tanam hingga Indeks Pertanaman 2 (IP2),” jelas Adjib.
Baca Juga: UIN Ar-Raniry Buka Prodi Internasional Magister Peace and Development Studies
Adjib menambahkan, proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ini merupakan bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) Kementerian Pertanian untuk mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita poin 2 Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Kedua proyek ini akan mulai dimobilisasi pada minggu pertama Juli 2025 dengan target rampung pada Oktober 2025. Seluruh pendanaan proyek ini bersumber dari APBN Tahun 2025.
“Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan langkah strategis dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Aceh dan Riau. Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di dua provinsi ini, Hutama Karya berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan 2025. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua kali per tahun, sehingga produktivitas lahan petani dapat meningkat secara signifikan,” tambah Adjib.
Selain itu kata Adjib, dalam pelaksanaannya, Hutama Karya akan menggunakan teknologi digital construction untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi pekerjaan. Di Aceh akan digunakan teknologi LiDAR untuk pemetaan, sementara di Riau akan menggunakan drone untuk survei dan pemetaan lokasi pekerjaan.
Kehadiran kedua proyek ini turut mendorong dampak ekonomi di tingkat lokal melalui penyerapan tenaga kerja lokal dengan mempekerjakan masyarakat setempat. Rehabilitasi jaringan irigasi ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya percepatan swasembada pangan nasional.
Untuk meminimalkan potensi gangguan terhadap aktivitas pertanian selama konstruksi, Hutama Karya akan melakukan koordinasi rutin dengan petani, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait guna menyusun metode kerja yang adaptif di lapangan.
“Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan investasi strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatnya produktivitas lahan di Aceh dan Riau, kami optimistis proyek ini dapat memberi kontribusi nyata terhadap pencapaian swasembada pangan 2025, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo,” pungkas Adjib.[]