ACEH SELATAN | ACEH INFO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Selatan memastikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda wilayah setempat sejak lebih dari sepekan terakhir belum sepenuhnya padam. Meski sempat diguyur hujan pada Selasa (26/8/2025) malam, bara api masih terpantau di sejumlah titik rawan.
Kepala BPBD Aceh Selatan, Zainal, mengatakan hujan dengan intensitas sedang sempat turun sekitar pukul 19.20 WIB di beberapa kecamatan, termasuk Bakongan yang merupakan lokasi Karhutla. Namun, hujan tidak berlangsung lama sehingga tidak mampu memadamkan api secara total.
“Memang betul sebagian api sudah padam, tetapi masih ada asap di beberapa titik. Jika tidak segera dipadamkan total, dengan kondisi cuaca cerah dan hembusan angin kencang, sangat mungkin api kembali membesar,” ujar Zainal, Rabu (27/8/2025).
Ia menambahkan, hasil koordinasi Bupati Aceh Selatan dengan Deputi III Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat telah membuahkan keputusan untuk mengerahkan armada helikopter water bombing. Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, dan sudah tiba di lokasi kebakaran pada Rabu siang.
“Alhamdulillah, termonitor dari komando udara pukul 11.30 WIB tadi, helikopter sudah berada di titik Karhutla. Kita berharap dengan adanya water bombing yang dilakukan BNPB, kebakaran di Kabupaten Aceh Selatan bisa segera teratasi,” katanya.
BPBD mencatat hingga hari kesembilan kebakaran, total lahan terbakar mencapai 77 hektare. Kini memasuki hari kesepuluh, tim gabungan masih terus melakukan pemantauan dan patroli di tiga titik utama, yakni Ujung Mangki, Prahat, dan Ujong Padang.
Zainal menegaskan, pihaknya juga memberi perhatian khusus agar api tidak merembet ke kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang lokasinya berdekatan. Menurutnya, potensi kebakaran merambah kawasan konservasi tersebut menjadi kekhawatiran serius sejak awal.
“Upaya yang kita lakukan selama ini adalah injeksi pendinginan di sekitar area, agar api tidak mengarah ke TNGL. BNPB juga akan melakukan pemantauan udara, sehingga jika ada titik api yang dekat dengan TNGL, bisa segera ditangani dengan water bombing,” ungkapnya.[]