BANDA ACEH – Konsumsi rumah tangga menjadi komponen dengan ekselerasi tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan pertama 2022 yakni sebesar 3,55% disusul ekspor luar negeri 0,47%.
Hal itu terungkap dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh Mei 2022 yang dieluarkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh. Dalam laporan tersebut Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh Achris Sarwani merincikan, pada triwulan I 2022, konsumsi rumah tangga tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,44% (yoy) atau melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,85% (yoy).
Pertumbuhan tersebut didorong oleh kondisi perekonomian yang mulai berangsur pulih pasca Covid-19, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan secara agregat. Kenaikan pada komponen ini dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan masyarakat yang sudah lebih banyak beraktivitas di luar rumah. Selain itu, pada triwulan I, sebagian sekolah di Aceh melanjutkan sekolah tatap muka membuat konsumsi rumah tangga untuk pendidikan mengalami peningkatan.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Aceh Turun 415 Persen Kemiskinan Terus Meningkat
Lebih lanjut, peningkatan konsumsi rumah tangga juga sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Hal tersebut tergambarkan dari indeks penghasilan saat ini (105,70) dan indeks pengeluaran untuk konsumsi (106,30) yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat masing-masing sebesar 74,84 dan 105,83.
Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga sejalan dengan peningkatan kinerja penyaluran pembiayaan kepada rumah tangga. Pembiayaan kepada rumah tangga tercatat meningkat sebesar 2,21% (yoy), atau lebih tinggi dari triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 0,95% (yoy). Peningkatan kinerja pembiayaan rumah tangga terjadi pada seluruh jenis pembiayaan, terutama pembiayaan dengan penggunaan yang bersifat multiguna.
Masih menurut laporan BI, kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif sejalan dengan peningkatan optimisme masyarakat pada triwulan I 2022. IKK mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2022 IKK tercatat sebesar 109,95, sementara itu pada triwulan IV 2021, IKK sebesar 108,63.
Indikator konsumsi selanjutnya adalah nilai tukar petani (NTP). Pada triwulan I NTP melanjutkan tren peningkatan dan mampu tumbuh sebesar 7.89% (yoy), NTP bulan Maret adalah sebesar 106,9 meningkat dibandingkan bulan Desember 2021 yang sebesar 103,9. NTP menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan biaya produksi dan barang dan jasa yang dikonsumsi.[]