BANDA ACEH | ACEH INFO – Mantan Kepala Aceh Monitoring Mission (AMM) Pieter Feith dijadwalkan akan menjadi pembicara pada diskusi dan peringatan internasional 20 tahun MoU Helsinki: “Progress and Challenges”, Kamis, 15 Agustus 2025 di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh.
Kepala Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Jamaluddin, SH, M.Kn menjelaskan, diskusi yang digelar bekerja sama dengan berbagai lembaga nasional dan internasional, menegaskan komitmen Aceh dalam menjaga perdamaian, memperkuat rekonsiliasi, dan mendorong pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada rakyat Aceh.
“Ratusan tokoh terkemuka Aceh, bersama akademisi, perwakilan LSM internasional, dan diplomat dari 12 negara dalam rangka berpartisipasi dalam diskusi dan peringatan Internasional 20 Tahun MoU Helsinki ini,” jelas Jamaluddin.
Jamaluddin menambahkan, selain merayakan capaian perdamaian, forum ini juga akan membahas secara mendalam berbagai hak dan kewenangan Aceh yang diatur dalam MoU namun hingga kini belum sepenuhnya direalisasikan, beserta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.
Baca Juga: Abu Paya Pasi Jadi Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Aceh
Acara akan menghadirkan Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 Republik Indonesia, yang akan memberikan sambutan melalui video conference, serta Minna Kukkonen Kalender dari Crisis Management Initiative (CMI), lembaga yang memediasi proses perdamaian Helsinki.
Jamaludidn berharap forum ini diharapkan menjadi ajang evaluasi bersama antara para pihak terkait, termasuk mantan negosiator, diplomat, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mewujudkan seluruh komitmen yang tertuang dalam MoU Helsinki.
“Ini bukan sekadar peringatan, tetapi momentum refleksi, evaluasi, dan penyusunan langkah ke depan untuk memastikan seluruh amanat MoU Helsinki benar-benar terwujud,” tambah Jamaluddin.
Jamaluddin merincikan, diskusi akan dibagi dalam dua panel utama: Panel pertama yang dimoderatori oleh Dr. Sofyan Djalil akan membicarakan tinjauan MoU dan masa depan Aceh. Panel pertama ini akan diisi oleh para pembicara yang terdiri dari: Mantan Ketua AMM Pieter Feith, Duta Besar Belanda, Duta Besar Uni Eropa untuk Negara-Negara Asia, aktivis perdamaian dan pendiri Asian Peace and Reconciliation Council Juha Christensen, Prof. Jacques Bertrand, Mantan Menteri Luar Negeri dan Negosiator GAM yang juga Gubernur Aceh 2012–2017 Zaini Abdullah, mantan negosiator GAM Teuku Kamaruzzaman, serta Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Marwan.
Panel kedua yang berbicara tentang pelajaran dan resolusi akan dimoderatori oleh Dr. Fachry Aly. Panen ini akan diisi oleh para pembicara seperti: Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Dr. Scott Guggenheim (Antropolog Pembangunan – Universitas Georgetown), Alanna L. Simpson (Perwakilan Bank Dunia), Tgk Amni Bin Ahmad Marzuki (Anggota Tim Negosiator GAM), Rektor Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, serta Chalida Tajaroensuk (People’s Empowerment Foundation, Thailand)[]