LHOKSUKON | ACEH INFO – Kepemimpinan Muhammad Thaib sebagai Bupati Aceh Utara tinggal menghitung hari. Sejumlah pekerjaan pun masih harus diselesaikan setelah sepuluh tahun pria yang akrab disapa Cek Mad tersebut memerintah.
“Seperti contohnya honorer di Kabupaten Aceh Utara, itu menjadi bom waktu, kemudian yang kita lihat juga persoalan korupsi yang kini sudah mulai di endus oleh polisi dan kejaksaan, itu merupakan ada persoalan dalam tata kelola pemerintahan,” ujar Akademisi Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, Jumat, 1 Juli 2022.
Aceh Utara menurut Kemal Fasya memiliki lahan perkebunan sawit yang luas. Namun, keberadaan perkebunan tersebut dinilai tidak berdampak terhadap perekonomian masyarakan dan hanya menguntungkan pemilik perusahaan sawit saja.
Hal tersebut bisa dilihat dari angka kemiskinan yang terjadi Aceh Utara. Menurutnya kabupaten tersebut termasuk daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Aceh, Inilah yang menurut Kemal membuktikan dalam hal pengelolaan lahan perkebunan sawit tidak memiliki dampak kesejahteraan.
“Belum lagi persoalan PAD-nya dari sawit, maka sangat kecil. Ada banyak persoalan dalam hal pengelolaan sawit ini, kita lupa ada banyak tanaman endemik yang membuat Aceh ini jaya, seperti lada, dulu Aceh Utara, Aceh Timur, Pidie disebut dengan daerah ketahanan pangan,” tutur Kemal.
Tambahnya, sektor pertanianlah yang memiliki dampak luas, bukan perkebunan sawit. Hal itu menurutnya harus dibangkitkan kembali. Namun, sayang lahan pertanian di Aceh Utara semakin kecil akibat peralihan lahan.
“Dibangkitkan saja lagi sektor-sektor pertanian ini, kita pernah menjadi daerah swasembada pangan,” kata Kemal.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkab Aceh Utara, Hamdani mengatakan, Bupati Muhammad Thaib telah membangun skema untuk mewujudkan daerah Aceh Utara sebagai swasembada pangan.
Salah satunya adalah dengan adanya Bendungan Keureuto, yang pembangunannya saat ini sudah mencapai 65 persen. Diharapkan dengan adanya bendungan tersebut, maka bisa mengaliri air ke sawah-sawah warga.
“Bendungan Keureuto juga akan difungsikan untuk menyediakan air irigasi yang mampu mengairi lahan seluas 9.420 hektar yang terdiri dari intensifikasi Daerah Irigasi (DI) Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi DI Pasee Kanan seluas 6.677 hektar,” ujar Hamdani.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara juga sedang membangun bendungan Krueng Pasee di Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia. Bendungan ini menurutnya sangat berdampak terhadap 9.822 hektar sawah di Aceh Utara. Nantinya diharapkan sejumlah lahan tidur akan menjadi aktif kembali dan bisa dimanfaatkan dengan baik.
“Itu memang nampaknya tidak sekarang, Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib telah mewujudkan langkah-langkahnya agar bisa menjadi sebagai daerah swasembada pangan,” kata Hamdani.[]