BANDA ACEH | ACEH INFO – Invasi militer Rusia terhadap Ukraina berdampak buruk terhadap dunia sepakbola Negeri Beruang Merah. Organisasi sepakbola dunia memutuskan untuk memberikan sanksi kepada Rusia atas kebijakan perang yang digelorakan Putin.
Federasi sepakbola dunia (FIFA) bahkan telah melarang Rusia untuk tampil di ajang sepakbola internasional. Organisasi itu juga melarang Rusia bermain di Piala Dunia 2022.
Sanksi resmi FIFA untuk Rusia tersebut juga berlaku untuk seluruh klub asal negara Putin. Kebijakan yang sama juga diberlakukan UEFA untuk Rusia.
“Keputusan ini langsung diambil oleh FIFA dan juga Komite Eksekutif UEFA. Sepakbola kini bersatu dan turut bersolidaritas untuk para korban di Ukraina. Kedua presiden berharap situasi di Ukraina akan membaik secepatnya dan sepakbola bisa lagi mempersatukan orang-orang di sana sekaligus menciptakan kedamaian,” bunyi sanksi tersebut seperti dilansir dari detik.com, Selasa, 1 Maret 2022.
Sebelum sanksi tersebut dikeluarkan, beberapa negara juga telah mengambil sikap untuk tidak melawan Rusia di Piala Dunia 2022. Negara yang dimaksud seperti Polandia, Swedia, Prancis, dan Inggris. Padahal, Timnas Rusia bakal bertanding pada 24 dan 29 Maret 2022 ini dalam kompetisi tersebut.
Selain itu, UEFA selaku badan sepakbola Eropa, juga sudah mengganti Rusia sebagai tuan rumah final Liga Champions musim ini. UEFA telah memindahkan venue pertandingan dari Saint-Petersburg ke Paris, Prancis.
Nasib yang sama juga dialami Spartak Moskow yang saat ini bermain di Liga Europa. Padahal Spartak Moskow telah lolos sebagai juara grup di depan Napoli, dan dijadwalkan bertemu RB Leipzig pada Kamis, 11 Maret 2022. Sanksi ini tentunya berdampak positif bagi klub asal Jerman, RB Leipzig, yang langsung melenggang ke perempat final setelah mengalahkan Real Sociedad pada babak play-off 16 besar.
Federasi sepak bola Rusia menanggapi sanksi dari FIFA dan UEFA ini sebagai sebuah tindakan diskriminatif. “Ini tentu saja merupakan sebuah karakter diskriminatif dan menyakiti sejumlah besar atlet, pelatih, pekerja di klub dan juga tim nasional, dan yang paling penting, jutaan rakyat Rusia dan penggemar di luar negeri, yang seharusnya ditempatkan sebagai prioritas oleh organisasi olahraga internasional,” tulis mereka dalam pernyataannya, dikutip dari AFP.[]