BANDA ACEH | ACEH INFO – Profesor Yusri Yusuf terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Provinsi Aceh dalam musyawarah pengusulan Ketua MAA pengganti antar waktu periode 2021-2026, Kamis, Juli 2025 di Kantor MAA Provinsi Aceh.
Yusri Yusuf merupakan Ketua Komisi Pembangunan Adat dalam kepengurusan MAA Provinsi Aceh periode 2021-2026. Para peserta musyawarah sepakat untuk memilih secara aklamasi pria kelahiran Krueng Mane, 25 Agustus 1958 ini untuk memimpin MAA Provinsi Aceh di sisa waktu hingga pertengahan 2026.
Yusri Yusuf merupakan akademisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK). Karirnya dimulai pada tahun 1986 Yusri Yusuf ketika ia diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai dosen pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di FKIP USK.
Selain sebagai dosen, Yusri Yusuf juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unsyiah tahun 2003-2007, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indônesia FKIP Unsyiah tahun 2013-2016, Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA) Provinsi Aceh tahun 2009-2012, Wakil Rektor Bidang Non-Akademik pada Institut Seni Budaya Indônesia (ISBI) Aceh tahun 2017-2018, Wakil Rektor Bidang Akademik ISBI Aceh, 2019-2022 di Jantho, Aceh Besar.
Yusri Yusuf juga dipercayakan Ketua Divisi Tradisi Lisan di Pusat Riset Budaya Aceh Universitas Syiah Kuala, 2023, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Sosialisasi dan Preservasi pada Asosiasi Tradisi Lisan Provinsi Aceh, 2020 – 2024.
Sebagai seorang Guru Besar bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra, Yusri Yusuf aktif menulis sejumlah buku tentang bahasa dan sastra Indônesia dan Daerah, tentang kearifan lokal Aceh, di antaranya: Peutuah Beuna Kearifan Lokal Masyarakat Aceh, Humor dalam Pespektif Adat Aceh.
Selain itu juga menulis beberapa buku bersama antara lain: Struktur dan Fungsi Mantra Aceh (2001), Tsunami dan Kisah Mereka (2006), Reflection on Tsunami an Oral History (2006), Budaya Aceh (2007), Pembelajaran Bahasa Indônesia (2007), Nariet Maja Aceh (2009), Panton Seumapa (2011), Syair Dôda Idi dan Pendidikan Karakter Keacehan (2013), Identitas Keacehan (2013), Ketrampilan Menulis Pengantar Pencapaian Kemampuan Espitemik (2017), dan The Acehnese Language and Society (2022).
Sebagai akademisi Yusri Yusuf juga aktif dalam berbagai penelitian dan publikasi ilmiah, baik mandiri maupun kelompok. Hasilnya telah dipublikasikan di berbagai jurnal International.
Selain itu, Yusri Yusuf juga aktif menjadi pembicara dalam berbagai seminar, baik lokal, nasional, maupun internasional. Atas segala dedikasinya itu, Yusri Yusuf pada tahun 2017 mendapat penghargaan Satyalencana Karya dari Presiden Republik Indônesia.[]