BANDA ACEH | ACEH INFO – Massa yang tergabung dalam Umat Islam Aceh Bersatu menuntut pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait suara azan dengan mencontohkan kebisingan suara anjing. Aksi ini dilakukan di tiga lokasi, yaitu Masjid Raya Baiturrahman, Kantor Gubernur Aceh, dan Kantor DPRA di Banda Aceh, Senin, 7 Maret 2022.
Massa aksi mengecam keras pernyataan dari Menteri Agama yang dinilai telah melecehkan dan merendahkan panggilan azan. Massa juga meminta Menag Yaqut untuk melalukan taubatan nasuha dan kembali mengikrarkan syahadat.
Massa di bawah bendera Umat Islam Aceh Bersatu tersebut juga menyebutkan Menag Yaqult sudah masuk dalam kategori penodaan dan penistaan agama. Hal ini bersandar pada hasil Ijtima’ Komisi Fatwa MUI ke-7 tahun 2021 tentang kriteria penodaan dan penistaan agama Islam. Dalam fatwa itu, disebutkan menghina, menghujat, melecehkan dan bentuk-bentuk perbuatan lain yang merendahkan azan adalah termasuk penodaan dan penistaan agama.
“Sehingga tindakan Menag Yaqut Cholil Qoumas sudah dapat dikategorikan sebagai penodaan dan penistaan agama yang atas tindakan tersebut wajib dilakukan proses pidana,” kata Muslim membacakan pernyataan sikap aksi.
Massa turut menuntut pihak kepolisian selaku penegak hukum untuk serius serta profesional memproses dugaan tindak pidana penodaan agama yang dilakukan Yaqut Cholil Qoumas. Hal ini, menurut massa, menjadi penting sebagai bukti bahwa kepolisian yang presisi tidak menjadi alat suatu kelompok.

Dia juga menyerukan agar seluruh umat Islam di Aceh dan Indonesia untuk bersiap siaga dan selalu mengarahkan daya upaya secara konstitusional, menuntut proses hukum terhadap para penista agama.
Koordinator Aksi Tgk Muslim At Thahiri turut mengutarakan kekecewaannya terhadap Gubernur Aceh yang tidak berada di tempat. Padahal, pihaknya telah memberitahukan kepada polisi bahwa pada hari tersebut akan mengadakan aksi.
Menurut Muslim, Gubernur Nova merupakan pimpinan bagi orang Aceh saat ini. Namun, di kala rakyat datang untuk menyampaikan aspirasi, sang gubernur justru tidak ada. Seharusnya, menurut Muslim, Gubernur langsung pulang begitu mengetahui adanya kabar akan kedatangan rakyat Aceh ke kantornya. Apalagi menurut Muslim, Gubernur Nova digaji oleh rakyat dan semua fasilitasnya dibebankan kepada rakyat.
“Hari ini kenapa beliau ketika dipanggil oleh presiden ke luar negeri langsung ada waktu apakah beliau pilihan presiden,” katanya.
Selain itu, Muslim juga menyayangkan sikap bungkam Gubernur Nova karena tidak membela kepentingan masyarakat Aceh. Apalagi Aceh adalah daerah Serambi Mekkah yang seharusnya selaku gubernur, Nova langsung mengeluarkan statemen keberatan terhadap pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
“Tapi sampai hari ini belum ada (pernyataan apapun-red), dan kami sangat kecewa,” kata Muslim.[]
WARTAWAN: TEUKU AUFAQ