27.7 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Sejarah Pertama Kali Bendera Merah Putih Dikibarkan Secara Resmi di Aceh

Tenda dengan umbul-umbul dan warna merah putih berdiri di depan Balai Juang, di bawah pohon trambesi yang sudah sangat tua. Di bawah pohon itu untuk pertama kalinya dulu upacara pengbaran bendera merah putih secara resmi dilakukan di Aceh.

Ada tiga kantor di Komplek Gedung Juang itu, yang  pertama sekretarian legium veteran Aceh, yang kedua kantor Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Aceh, dan yang ketiga kantor sekretariat Zuriat Keluarga Besar Kesultanan Aceh. Di pintu utama Gedung Juang itu tertulis “Udep Sare Mate Syahid” di atasnya ada lambang gajah putih, yang kini dijadikan lambang Komando Daerah Militer (Kodam) Iskandar Muda.

Sebatang pohon trambesi rindang menjadi saksi sejarah, di bawah naungan duan-daunya yang rindang itu dulu upacara pengibaran bendera merah putih secara resmi untuk pertama kalinya dilakukan di Aceh pada 24 Agustus 1945. Sangking besarnya pohon itu sekarang, petugas sampai menempelkan papan pemberitahuan di batangnya “Hati-hati dahan rawan patah.”

Baca Juga: Kisah Teungku Chik di Tunong Dieksekusi Belanda

Sebelah barat pohon yang oleh orang Aceh disebut bak asan teungeut itu, di dekat pagar, satu monument berbentuk gundukan batu dicat hitam ada di sana, di sampingnya ada tiang bendera. Pada monument kecil itu tertulis : Di Tempat Ini Dinaikkan Sang Saka Merah Putih Pertama Dengan Melalui Insiden Antara Rakyat Dengan Serdadu Kolonial Jepang.” Monument yang terletak di sisi utara gerbang Gedung Juang itu diapit oleh beberapa meriam di sisi kiri dan kanan.

Kisah pengibaran bendera merah putih secara resmi peratama kalinya di Aceh itu bisa dibaca dalam buku Batu Karang di Tengah Lautan: Perjuangan Kemerdekaan di Aceh, yang ditulis oleh pelaku sejarah Teuku Alibasyah Talsya. Sebenarnya bendera merah putih pertama kali dikibarkan di Banda Aceh pada 21 Agustus 1945, setelah berita kemerdekaan Indonesia diketahui di Aceh. Tapi karena upacara penaikan bendera merah putih secara resmi baru dilakukan pada 24 Agustus 1945. Maka tanggal 24 Agustus 1945 itu yang dijadikan sebagai momentum sejarah.

Baca Juga: Kisah Syahidnya Teungku di Cot Plieng

Di komplek Gedung Juang itu, juga terdapat makan Sultan Iskandar Muda yang berada di sisi selatan, serta makan raja-raja Aceh lainnya. Di sisi gerbang Gedung Juang itu hanya beberapa langkah terdapat Pendopo Gubernur Aceh. Kedua bangunan bersejarah itu letaknya bersisihan, hanya dipisahkan oleh sungai kecil.

Meuligoe atau Pendopo Gubernur Aceh ini juga salah satu tempat bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Aceh. Sehari sebelum bendera merah putih dikibarkan secara resmi di halaman Gedung Juang, di Pendopo ini pada 23 Agustus 1945 tenjadi ketegangan antara pemerintah Jepang dengan senjumlah tokoh Aceh. Hari itu Chokang atau Residen Jepang di Aceh, Syozaburo Iino dan pejabat militer Jepang berunding dengan tokoh masyarakat Aceh, Teungku Muhammad Daod Beureu’eh, Teuku Nyak Arif, serta Teuku Panglima Polem Muhammad Ali.

Jepang yang sudah kalah setelah sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki tak bisa berbuat banyak, ketika tokoh-tokoh Aceh tersebut akhirnya melucuti kekuasaan Jepang. Makanya, sehari setelah itu, pada 24 Agustus 1945 upacara pengibaran bendera merah putih bisa dilakukan di Gedung Juang, meski sempat diusik oleh beberapa serdadu Jepang.

Baca Juga: Perang Aceh dan Mistik Pawang Rimueng

Sementara di Tugu Proklamasi yang sebagai sejarah sampaikan berita kemerdekaan ke Republik Indonesia ke Aceh dibangun di Taman Sari, taman yang pada masa Kerajaan Aceh taman ini dikenal sebagai Taman Bustanussalatin, tamannya para raja.  Pada masa Pemerintah Kolonial Belanda berkuasa diubah namanya menjadi Vreddespark yang bermakna taman perdamaian. Di situ juga dibangun European Hotel yang kemudian dikenal sebagai Aceh Hotel tempat Presiden Soekarno menangis meminta kepada Teungku Muhammad Daod Beureueh agar rakyat Aceh membelikan pesawat untuk keperluan diplomasi Republik Indonesia.

Tugu Proklamasi itu dibangun untuk mengenang peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan eforia rakyat Aceh ketika berita proklamasi sampai ke Aceh pada 21 Agustus 1945. Tak jauh dari Taman Sari kes ebelah barat dekat lapangan Blangpadang terdapat

Atjeh Bioscop yang kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia diubah namanya menjadi Garuda Theater tempat Presiden Soekarno menyampaikan pidato politiknya, membangkitkan revolusi dan semangat rakyat Aceh untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.[]

 

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS