LANGSA | ACEH INFO – Aktivitas gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Langsa semakin marak sejak satu bulan terakhir ini.
Meningkatnya aktivitas gepeng sangat meresahkan warga. Mereka berkeliaran disejumlah titik dalam Kota Langsa.
Keberadaan gepeng yang didominasi anak-anak sangat mudah ditemui, mereka mengemis dengan beragam cara, seperti membawa kotak dan berpakaian badut yang dipandu oleh teman lainnya.
Pada umumnya gepeng-gepeng itu berkeliaran pada malam hari dibeberapa lokasi yakni seputaran Lapangan Merdeka, pertokoan dan kafe.
Informasi yang beredar bahwa keberadaan sepertinya mereka dikoordinir oleh orang-orang tertentu.
“Sudah bukan rahasia umum lagi soal gepeng itu. Awalnya kita kasihan karena kita pikir mereka melakukan itu benar-benar kebutuhan, tetapi saya pernah melihat langsung mereka pernah diturunkan oleh tukang becak disalah satu lokasi,” sebut salah seorang warga Langsa yang enggan disebutkan namanya.
Karenanya, ia berharap kepada Pemerintah Kota Langsa melalui dinas terkait untuk segera menertibkan gepeng-gepeng tersebut.
Sementara itu berdasarkan penelusuran acehinfo.id, beberapa waktu lalu, mereka melalukan aktivitasnya setelah pulang sekolah dan sebahagian khusus pada malam hari saja.
Tujuan mereka beragam, ada yang membantu kakeknya, dipaksa orang tua dan ironisnya pernah ditemukan seorang anak yang tidak berani pulang ke rumah bila hasil mengemis yang dapatkan tidak sesuai dengan target yang dipatok oleh orang tuanya.
Beberapa dari mereka juga ada yang beralasan karena untuk membayar sewa kontrakan. Untuk gepeng anak yang berpakaian badut, mereka mengaku bahwa baju tersebut dipinjamkan dengan perjanjian membayar sejumlah uang ke pemilik baju sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu per hari.[]
