JAKARTA|ACEHINFO-Badan Metrologi dan Geofisika menjelaskan secara lebih ilmiah mengenai kondisi cuaca di Mandalika, saat ajang balapan MotoGP berlangsung di sirkuit itu Minggu kemarin. BMKG menyebut pawang hujan di Mandalika sama sekali tak berpengaruh.
“Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan nggak berhenti juga. Artinya itu jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai,” Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada wartawan, kemarin.
Guswanto menjelaskan, BMKG telah memprakirakan akan terjadi hujan di Mandalika dengan intensitas ringan hingga lebat pada 17-20 Maret 2022. Hal itu karena adanya bibit siklon tropis 93F di wilayah tersebut.
Dia bilang, meskipun hujan berhenti saat Rara Istiani Wulandari bekerja menjalankan ritualnya, itu merupakan kebetulan. Menurutnya hujan berhenti karena faktor durasi hujan yang sudah selesai.
“Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu,” ujarnya.
Guwanto menyebutkan hujan memang bisa diatur dengan teknik modifikasi cuaca. Itu biasanya dilakukan untuk mempercepat terjadinya hujan. Namun, hal itu hanya bisa dilakukan jika terdapat awan hujan.
“Kalau tidak ada awan hujan, tidak bisa. Sehingga gimana ceritanya teknologi modifikasi cuaca itu jadi,” sebutnya.
Pawang hujan Rara Istiani Wulandari menjadi terkenal dan disorot media internasional setelah dia beraksi menjalankan ritualnya di tengah hujan, saat perhelatan MotoGP Mandalika harus ditunda sebentar karena faktor cuaca.
Rara disebut-sebut kerap dipakai dalam acara-acara besar kenegaraan untuk ‘menjaga’ agar kegiatan itu tak terganggu karena cuaca. Menteri BUMN Erick Thohir disebut kerap menggunakan jasanya. Untuk menjalankan tugas itu, Rara digaji ratusan juta rupiah. []
