LHOKSUKON I ACEH INFO – Siapa yang tidak kenal dengan sebutan Kota Petro Dollar, nama tersebut disematkan untuk Kabupaten Aceh Utara, daerah yang beribukota Lhoksukon ini, terdapat sejumlah industri besar kala itu.
Bukan hanya sampai disitu saja, Kabupaten Aceh Utara juga pernah menjadi penyumbang devisa terbesar untuk Indonesia kala itu. Namun kini kemegahan tersebut mulai redup, sejumlah industri raksasa itu tinggal nama saja dan menjadi besi tua.
Ketika tahun 1979 lalu, para negara ASEAN bersepakat mendirikan membangun PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) di Desa Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, pabrik yang berdiri megah itu memproduksi pupuk urea dan amonia cair.
Bahkan juga menawarkan produk-produknya di Vietnam, Tiongkok, India, Ceylon, Kamboja, Jepang, dan Taiwan. Kepemilikan sahan terhadap pabrik rakasa itu, Indonesia 60 persen, sisanya dimiliki Malaysia 13 persen, Filipina 13 persen, Thailand 13 persen, dan Singapura 1 persen.
Sayangnya, ketika memasuki tahun 2004 suplai gas mulai berkurang ke perusahaan tersebut dan terpaksa harus berhenti beroperasi. Meskipun demikian perusahaan masih tetap memberikan gaji kepada karyawannya sebanyak 845 orang, pada tahun 2007 perusahaan mulai tidak mampu lagi dan melakukan PHK seluruh karyawannya.
Pada 31 Desember 2018, PT Pupuk Iskandar Muda resmi membeli pabrik PT Asean Aceh Fertilizer, dengan mengeluarkan dana Rp 624 miliar. Kini lahan pabrik tersebut telah berganti nama menjadi Iskandar Muda Industrial Area (IMIA).
Sehingga apabila ada investor atau perusahaan bisa memanfaatkan lahan eks PT Asean Aceh Fertilizer secara komersialisasi.
Nasib yang sama juga dialami oleh PT Kertas Kraft Aceh (KKA), perusahaan penghasil kertas semen itu dibangun pada tahun 1985, di Desa Jamuan, Kecamatan Banda Baro, Kabupaten Aceh Utara, dengan nilai investasi USD 424,650,151.
Bahkan dulu Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat masih muda, disebut-sebut sempat bekerja di PT KKA.
Sejak tanggal 31 Desember 2007 sampai saat ini, PT Kertas Kraft Aceh menghentikan produksinya karena tidak ada ketersediaan pasokan gas dan ratusan karyawannya di PHK oleh perusahaan itu.
Pabrik yang berada di Desa Jamuan, kecamatan Banda Baro, kabupaten Aceh Utara, kini menjadi tinggal kenangan, serta menjadi besi tua dan hanya meninggalkan sisa-sisa kejayaannya di masa lalu.
Semoga saja wilayah Aceh kembali memiliki sejumlah industri-industri raksasa yang bisa menampung banyak lapangan kerja, sehingga terjadi perputara ekonomi dengan baik, serta bisa keluar dari daerah yang termiskin di Sumatera.
Kita .ambil hikmah.dari yg di titip Allah kpda kita kita bersyukur.akan nikmat.nya
Semoga para pejabat yang memiliki wewenang dan suara ke pusat bisa memperjuangkan kemajuan aceh ke depannya
Semoga para pejabat yang memiliki wewenang dan suara ke pusat bisa memperjuangkan kemajuan aceh ke depannya