28.5 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Jurnalis Veteran Palestina Tewas Ditembak Israel

AL QUDS | ACEH INFO – Jurnalis veteran Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, tewas ditembak tentara Israel saat meliput bentrokan antara pasukan keamanan dengan warga Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat. Penembakan terhadap jurnalis perempuan itu kini menjadi sorotan internasional dan menuai kecaman hingga tuntutan penyelidikan independen.

Palestina, Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menyorot kasus yang menimpa jurnalis berusia 51 tahun itu.

Sementara Israel mengklaim pasukannya tidak bersalah, dan menyebut Shireen Abu Akleh tewas lantaran ditembak warga Palestina, yang membawa senjata saat bentrokan terjadi.

Shireen merupakan satu di antara tokoh media keturunan Arab ternama. Dia dipuji luas karena keberanian dan profesionalismenya, terutama ketika meliput konflik dan peperangan.

Kaum perempuan dan pemuda Palestina setelah kabar kematiannya menyebar, bahkan menganggap Shireen Abu Akleh sebagai sosok inspiratif. Mereka juga mengaku ingin menekuni jurnalisme seperti Shireen Abu Akleh.

“Dia tidak pernah lelah,” kata koresponden senior internasional Al Jazeera, Hoda Abdel-Hamid, kepada AFP.

Shireen Abu Akleh merupakan perempuan kelahiran Yerussalem timur. Keluarganya merupakan penganut Kristiani dan asli dari Palestina. Ibu Shireen Abu Akleh lahir di Yerussalem barat, sementara ayahnya berasal dari Betlehem di Tepi Barat yang kini diduduki Israel.

Shireen Abu Akleh, seperti dilansir CNN Indonesia, lulus dari perguruan tinggi pada tahun penandatanganan perjanjian damai Oslo dan bergabung dengan radio Voice of Palestine yang saat itu baru terbentuk.

Pada 1997, Abu Akleh bergabung dengan Al Jazeera, di mana karir jurnalismenya terus meroket hingga menjadi tokoh ikon di media Arab.

Akibat popularitasnya yang tinggi di Palestina, warga berbondong-bondong menempatkan karangan bunga di sisi jalan yang dilalui ambulans pengangkut jenazah Abu Akleh menuju Nabus sebelum dimakamkan di Yerusalem.

Sebelum kematiannya dalam sebuah wawancara, Shireen Abu Akleh mengaku sering merasa takut saat berada di zona perang. Namun, dia tetap menjalankan tugasnya dan memastikan untuk menghindari risiko yang tidak perlu.

“Saya tidak melemparkan diri saya pada kematian,” katanya kepada sebuah outlet di Kota Nablus, Tepi Barat, seperti dikutip AFP. “Saya mencari tempat yang aman untuk berdiri dan bagaimana melindungi kru saya sebelum mengkhawatirkan rekaman liputan.”[]

EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS