JAKARTA| ACEHINFO-Kementerian Kesehatan membantah penilaian sebagain kalangan yang menyebut syarat vaksin booster bagi warga yang hendak mudik lebaran tahun ini, untuk mempersulit. Syarat itu disebut untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat.
“Justru untuk memberikan proteksi lebih. Proteksi mungkin cukup untuk saat ini tapi kita ingin lebih, kenapa? Karena risiko tadi mobilitasnya besar,” kata Nadia kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi secara virtual bertajuk “Mudik, Booster dan Masker”, Sabtu (26/3).
Nadia mengatakan, dari sejumlah warga yang melakukan mudik Lebaran, di antaranya pasti memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Karena itu kata dia, vaksinasi booster diperlukan untuk mengurangi risiko perburukan bila terpapar Covid-19.
“Karena bisa saja pemudik kita tahu komorbid itu juga ada misalnya orang darah tinggi usia 40 seperti itu, nah itu yang kita jaga juga,” ujarnya.
Siti Nadia juga bilang, pemerintah terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk dapat melindungi diri mereka dari penularan Covid-19. Vaksinasi dan disiplin menjalankan protokol kesehatan adalah kunci untuk mencegah dan memperparah dampak dari penyakit menular itu.
“Edukasi terus menerus ya kemudian imbauan termasuk kalau kita mau mudik kita sampaikan sebagai bagian dari edukasi untuk melindungi orang yang akan kita kunjungi,” ucapnya.
Sebelumnya pemerintah memang mewajibkan vaksin booster bagi warga yang hendak menggunakan transportasi udara, laut dan darat saat musim mudik 2020 mendatang. Bagi warga yang telah disuntikan vaksin ketiga, tidak perlu lagi menunjukkan hasil tes negatif covid-19.
Bagi masyarakat yang baru disuntik dua dosis vaksin tetap harus melampirkan hasil negatif Covid-19 dari tes antigen. “Kalau yang booster-nya lengkap itu enggak usah tes Covid-19, jadi memudahkan agar nanti perjalanan mudiknya juga bisa baik,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Rabu kemarin.[]
