JAKARTA | ACEH INFO – Artis peran Cut Meyriska sedang beradai di Kota Sabang, Provinsi Aceh, saat tsunami Aceh 2004 terjadi.
Saat itu Cut Meyriska dan sanak saudara sengaja ke Kota Sabang untuk liburan.
Satu hari sebelum tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004, Cut Meyriska yang kala itu masih duduk di kelas 6 sekolah dasar (SD) bermain bersama sanak saudara sampai tengah malam di pantai.
“Nyampe ke Aceh, sebelum besoknya tsunami tuh, malam itu tuh kita tuh main di pantai sampai jam 12 malam,” ucap Cut Meyriska dikutip Kompas.com dari YouTube Ciky Citra Rezky, Senin (17/1/2022).
Salah satu kejanggalan yang dirasakan Cut Meyriska malam itu adalah hilangnya jaringan ponsel.
Esok paginya, saat Cut Meyriska masih berada di penginapan di area puncak, gempa mulai terasa.
Guncangan keras dirasakan oleh Cut Meyriska saat dirinya hendak mandi. Niat awalnya dia dan sanak saudaranya akan kembali bermain di pantai hari itu.
“Akunya di kamar sendiri, lagi mau mandi, terus pas mandi itu tuh goyang, jatuh, wah pusing nih kayanya kurang tidur nih,” ujar Cut Meyriska.
“Goyang-goyang sampai kayak baret-baret dikit kan, jatuh soalnya, wah ini kenapa ya?” lanjut dia.
Saat itu Cut Meyriska memutuskan keluar kamar dengan berbalut handuk.
Sambil berlari, istri Roger Danuarta memakai bajunya selama perjalanan menuju lobi hotel.
“Nyampe ke luar itu, karena kita paling puncak, jadi kita bisa ngelihat gelombangnya itu, muternya,” ucap dia.
“Jadi dari yang bawah itu juga ada yang lari ke atas gitu, ya air laut naik, apa gitu, ya ada yang enggak pakai baju, ya macam-macam lah ya namanya orang pagi-pagi ya. Kita juga ngelihat sih gelombangnya gede banget,” lanjut dia.
Awalnya penduduk setempat berpikir bahwa musibah yang terjadi hanyalah fenomena naiknya air laut. Namun nyatanya tsunami menyapu bersih Aceh hingga rata dengan tanah hari itu.
Beruntung, saat itu Cut Meyriska dan sanak saudara tetap menginap di area puncak Kota Sabang meski sebelumnya berniat bermalam di penginapan di bibir pantai.
Cut Meyriska dan sanak saudara selamat. Mereka kemudian dijemput menggunakan kapal dari Sabang ke Aceh yang sudah rata dengan tanah.[]
SUMBER: KOMPAS.COM