27.7 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Menafsir Gempa di Waktu Maghrib Berdasarkan Manuskrip Aceh

BANDA ACEH | ACEH INFO – Gempa 5,9 Skala Richter mengguncang Aceh pada Sabtu, 5 Maret 2022 sekitar pukul 19.02 WIB tadi. Pusat gempa yang berada dekat Calang, Aceh Jaya ini terjadi tepat ketika azan maghrib berkumandang.

“Jika gempa pada bulan sya’ban waktu magrib alamat lapar lagi huru hara padanya,” kata Kolektor Manuskrip Aceh, Tarmizi A Hamid.

Pria yang akrab disapa Cek Midi menafsirkan gempa tersebut merujuk catatan manuskrip kuno berjudul Tajul Muluk. Namun, dia tidak mengetahui siapa pengarang dan tahun berapa kitab tersebut dicetak.

Cek Midi mengatakan, kitab itu dikarang dalam bahasa Arab Melayu menggunakan khatab naskhi, teks berbentuk prosa dan tulisannya berwarna hitam dan merah. “Sedangkan alihan kata di bawah halaman verso dan naskah ini sangat lengkap dan utuh,” kata Cek Midi.

Kitab Tajul Muluk sebenarnya tidak hanya memuat tentang tafsir gempa belaka, tetapi juga berbagai catatan perobatan herbal yang pernah dipraktikkan oleh masyarakat Melayu pada masa lalu. Beberapa pihak menyebutkan kitab Tajul Muluk lebih cenderung berisi ramalan. Namun, terkait hal ini, Cek Midi membantahnya.

“Yang perlu saya jelaskan di sini, manuskrip gempa bukan sebagai terjemahan ramalan sesuatu yang akan datang. Ulama tidak meramalkan, artinya di sini (di manuskrip kuno adalah) catatan masa lalu yang pernah terjadi. Jadi kita lihat apa yang terjadi masa lalu dengan melihat manuskrip,” kata Cek Midi.

Menurutnya manuskrip merupakan catatan peristiwa masa lalu yang ditulis tangan oleh para cendikiawan Islam di era Kesultanan Aceh Darussalam. Kitab-kitab itu, kata Cek Midi, biasanya ditulis di lembaran kertas yang diimpor dari negara-negara sahabat seperti Venesia, Spanyol.

“Hal ini dapat kita ketahui setelah kita mengkaji dan menganalisis jenis kertas yang dipakai dengan fokus kepada watermark (cap khusus pada kertas),” katanya.

Dari penelusuran acehinfo.id diketahui Kitab Tajul Muluk merupakan karangan ulama Aceh, Syekh Isma’il bin Abdul Muthalib Al-Asyi. Kitab ini pertama kali dicetak pada tahun 1311 H/1893 M dan diterbitkan oleh Mathba’ah al-miriyah al-Kainah, Mekkah.

Syekh Isma’il bin Abdul Muthalib Al-Asyi merupakan Ketua Pelajar-Pelajar Melayu Pertama di Kairo. Dia merupakan murid Syaikh Ahmad al-Fathani, seseorang yang dikenal sebagai perintis jalan orang Melayu belajar di Kairo. Hal tersebut diperkuat dari temuan file surat Syaikh Ahmad al-Fathani di Mekkah sekitar tahun 1323-1325 H.

Tentang asal usul Syaikh Ismail al-Asyi tidak diketahui secara pasti. Dalam catatan sejarah, sebagaimana termaktub dalam kitab Zahratul Murid, karya Syaikh Abdul Shamad al-Falimbani, hanya didapat bahwa Ismail bin Abdul Muthallib al-Asyi telah mengambil talqin dan bai’at dari Syaikh Muhammad Ali al-Asyi. Syaikh Ismail mengambil Thariqat Syattariah dari Syaikh Ali al-Asyi yang silsilahnya bersatu dengan Syaikh Ahmad al-Fathani pada Syaikh Daud bin Abdullah al-Fathani di tingkat turunan silsilah ke-3.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS