JAKARTA | ACEHINFO – Anggota DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MAg, meminta BPMA untuk memberi teguran keras kepada PT Medco yang beroperasi di Aceh Timur terkait gas beracun yang kerap kali timbul sehingga merusak kesehatan korban masyarakat di sekitar lokasi.
“Keracunan gas Medco yang berdampak pada kesehatan masyarakat bukanlah yang pernah sekali terjadi. Ini sudah menahun dan berulang berkali-kali,” kata pria yang akrab disapa Syech Fadhil ini, kepada wartawan di Jakarta, Selasa 26 September 2023.
“Ini sudah berulangkali terjadi dan belum ada tindakan apapun untuk perusahaan tersebut hingga sekarang. Jangan sampai pemerintah abai dengan kondisi ini. Pemerintah, melalui BPMA yang merupakan perpanjangan tangan SKK Migas di Aceh harus bersikap tegas.”
“Jangan korbankan rakyat lebih lama. Kalau mereka (Medco-red) tidak bisa mencegah kebocoran gas yang terjadi, maka aktivitas harus dihentikan, sampai kejadian serupa bisa dijamin tak lagi terulang di masa depan,” kata Syech Fadhil.
Terkait hal ini, Syech Fadhil mengaku menerima keluhan dari banyak warga di Aceh Timur.
“Warga kini was-was saat beraktivitas. Kejadian yang terus terulang ini menghantui warga setempat,” ujar Syech Fadhil.
“Harusnya investasi itu bisa mendukung perkembangan masyarakat setempat. Bukan hanya hasil alam diambil dan masyarakat dibuat mati pelan-pelan dengan menghirup gas beracun yang bisa muncul kapan saja,” kata Syech Fadhil.
Syech Fadhil mengaku sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait agar kejadian ini tak terus berulang di masa depan.
Kata Syech Fadhil, warga Aceh Timur yang menjadi korban keracunan gas terjadi hampir setiap tahun. Ini membuktikan bahwa belum ada tindakan antisipasi dari perusahaan yang bersangkutan agar kasus ini tidak terulang lagi.
“BPMA harus menurunkan tim untuk investigasi. Memastikan kejadian serupa tak lagi terulang di masa depan. Medco harus bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh masyarakat ini,” ujar senator yang dekat dengan para ulama kharismatik di Aceh ini.
“Masyarakat bukan kelinci percobaan. Pemerintah juga jangan tutup mata,” katanya lagi.
“Pengawasan ini harusnya tupoksi BPMA di Aceh. Namun yang jadi pertanyaan, kok kejadian yang sama terus terulang di Aceh Timur? Apakah fungsi pengawasannya benar-benar di implementasikan atau hanya sekedar tugas di atas kertas?” ujar Syech Fadhil.
Sebelumnya diberitakan, ratusan warga Gampong Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, mengungsi ke kantor kecamatan setempat guna menghindari gas beracun.
“Sampai saat ini sebanyak 446 warga mengungsi di Kantor Kecamatan Banda Alam. Mereka ditempatkan di tenda, musala, aula. Ada juga yang mengungsi ke rumah kerabat,” kata Camat Banda Alam Iskandarsyah di Aceh Timur, Senin (25/9/2023).
Iskandarsyah menyebutkan kejadian gas beracun terjadi pada Ahad (24/9/2023), sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, anak-anak sedang bermain bola di lapangan, tiba-tiba mengalami sesak napas, kemudian pingsan dan dilarikan ke puskesmas setempat.
“Bau gas sudah dirasakan sejak Sabtu (23/9/2023). Yang pertama terkena satu keluarga. Kemudian, pada Ahad (24/9/2023) dirasakan orang lain. Mungkin karena dibawa angin, sehingga terkena lagi masyarakat lainnya,” kata Iskandarsyah.