24.5 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

22 Hewan Ternak di Aceh Utara Terindikasi PMK

LHOKSUKON | ACEH INFO – Sebanyak 22 ekor hewan ternak di Aceh Utara terindikasi (suspect) Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit ini sebelumnya diberitakan menyerang sejumlah hewan ternak di Aceh Tamiang dan Aceh Timur.

“Di Aceh Utara baru terindikasi/suspect PMK sebanyak 22 ekor hewan ternak, tetapi ini masih suspect, belum bisa kita nyatakan positif PMK sebelum ada hasil pemeriksaan laboratorium,” ujar Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Aceh Utara Ir. Lilis Indriansyah, MP melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet drh. Cut Teti Udiati TZ, saat dihubungi acehinfo.id pada Kamis, 12 Mei 2022.

Menurut Kabid Keswan, untuk memastikan hewan terkena PMK atau tidak harus melalui pemeriksaan laboratorium di Balai Veteriner Medan (BVet Medan).

“Hasil laboratorium baru keluar setelah kurang lebih satu mingguan,” ujarnya.

Saat ini, pihak dinas di Aceh Utara sudah melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan, dengan memberikan pengarahan kepada petugas di lapangan meskipun belum terdapat kasus positif. Diharapkan mereka nanti dapat memberikan pengobatan standar dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya penyakit PMK.

“Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara  biosekuriti yaitu membatasi pergerakan hewan, pengawasan lalu lintas ternak dan pelaksanaan surveilans, pemotongan pada hewan terindikasi, desinfektan asset dan semua material yang terinfeksi seperti perlengkapan kandang, mobil, baju, dan lain-lain yang pernah kontak langsung,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Kabid Keswan menambahkan untuk hewan ternak yang terindikasi dilakukan tindakan karantina dan pemusnahan bangkai, sampah dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi.

“Penanganan secara medis, untuk hewan ternak yang belum terkena kita lakukan tindakan vaksinasi,” katanya.

Dinas Peternakan mengimbau masyarakat, terutama peternak, agar segera melaporkan kepada petugas peternakan di kecamatan setempat atau Puskeswan jika terdapat gejala pada hewan ternaknya.

“Saat ini ada empat kecamatan yang baru terindikasi, yaitu Kecamatan Langkahan tujuh ekor, Baktiya tujuh ekor, Tanah Jambo Aye tiga ekor dan Lhoksukon tujuh ekor. Jadi totalnya ada 22 ekor ternak yang suspect,” paparnya.

Dikutip dari laman bbc.com, Foot and Mouth Disease (FMD) atau di Indonesia dikenal sebagai PMK adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan oleh virus. Dalam literatur yang dipublikasikan situs-situs pemerintah daerah, penyakit ini berasal dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus apthovirus dengan masa inkubasinya antara 2-14 hari.

Penyakit ini rentan menular ke hewan ternak seperti sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi. Penularan PMK pada hewan ternak ini berlangsung melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penularan secara langsung dapat melalui droplet, leleran cairan hidung, dan serpihan kulit pada hewan yang terinfeksi virus.

Sementara itu penularan secara tidak langsung terjadi pada vektor hidup, yaitu manusia dan hewan lainnya. Virus yang menempel ini juga menular melalui mobil pengangkut ternak, peralatan, alas kandang, dan lainnya.

Virus yang menginfeksi akan membuat sapi demam hingga 41 derajat celsius, tidak nafsu makan, menggigil, produksi susu berkurang drastis. Sapi yang terinfeksi PMK juga menunjukkan tanda-tanda kerap menggosokkan bibir, menggertakan gigi, dan mengeluarkan liur. Selain itu, pada kasus sejumlah sapi yang terinfeksi mengalami pincang karena luka pada kaki yang berakhir dengan kuku yang lepas.

Mortalitasnya (proporsi kematian) sapi yang dewasa itu 1-3%. Tetapi untuk anak sapi, umurnya kurang dari enam bulan itu kematiannya besar 50-60%. OIE menyebut penyakit ini tidak mudah menular ke manusia, dan bukan merupakan risiko kesehatan masyarakat.[]

EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS