28.5 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

80 Persen Produksi Atsiri Aceh Diserap Pasar Luar Negeri

BANDA ACEH | ACEH INFO – Hasil pengolahan minyak nilam dan atsiri Aceh 80% diserap pasar luar negeri, hanya 20% yang menjadi konsumsi nasional. Perlu menciptakan ekosistem pengolahan minyak nilam di Aceh, sehingga konsumsi nasional dan ekspor bisa berimbang.

Hal itu disampaikan Kepala Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Syaifullah Muhammad dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO), Kamis, 10 Agustus 2022 di Banda Aceh.

Syaifullah menjelaskan ARC memiliki program untuk pemberdayaan petani dan menciptakan pengusaha-pengusaha baru, sehingga komposisi hasil minyak nilam Aceh 50% menjadi konsumsi nasional dan 50% diekspor.

“Adanya ruang peningkatan kuantitas minyak nilam melalui pemanfaatan lahan di Aceh dan peningkatan kualitasnya melalui kegiatan pendampingan kepada petani, memperhatikan permintaan terhadap minyak nilam Indonesia sangat tinggi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Mustaqim dari  Dewan Atsiri Indonesia, menyampaikan bahwa  Indonesia merupakan negara produsen utama minyak atsiri dunia dan minyak atsiri Aceh memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga perlu didorong produktivitasnya, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Sementara itu Kepala OJK Aceh, Yusri mengungkapkan, FGD yang digelar bersama ILO itu bertujuan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian Aceh, yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi Aceh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik posisi Triwulan I tahun 2023, Sektor pertanian agrikultural berkontribusi positif sebesar 29,61% dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh.

“OJK mengupayakan peningkatan akses keuangan pada ekosistem agricultural Aceh karena tercatat agricultural Aceh mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh. Perlu ada langkah konkrit di sektor pertanian Aceh, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah petani dan mendukung peningkatan devisa negara,” jelas Yusri.

Yusri menambahkan, FGD itu menjadi penting, karena sampai semester I 2023 intermediasi perbankan di Aceh masih didominasi oleh pembiayaan konsumtif sebesar 69,05% dan  dan pembiayaan kepada UMKM sebesar 27,32 persen. Untuk itu, OJK Aceh mendorong perbankan untuk meningkatkan eksposur pembiayaan ke sektor produktif, salah satunya pertanian unggulan Aceh.

“Kami mengharapkan dukungan ILO untuk akselerasi transformasi digital diharapkan mampu memudahkan, mempercepat dan memperluas jangkauan perbankan terhadap nasabah,” ujar Yusri.

Yusri mengharapkan ada  follow up kegiatan ini adalah adanya kerjasama antara ILO dan perbankan untuk mempercepat proses digitalisasi perbankan, khususnya Bank Perekonomian Rakyat (BPR/BPRS). Selain itu, OJK juga mengharapkan adanya kerjasama antara ILO dan ARC USK untuk pemberdayaan petani melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan usaha serta pengembangan UMKM di Aceh, sehingga terciptanya inklusi keuangan pada ekosistem minyak atsiri Indonesia.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS