27.7 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Jejak Rektor Universitas Syiah Kuala dari Masa ke Masa

BANDA ACEH | ACEH INFO – Prof Dr Ir Marwan berhasil terpilih sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) untuk periode 2022-2026. Keputusuan tersebut berdasarkan hasil rapat Senat Tertutup dalam rangka pemilihan Rektor USK, yang dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Senin, 24 Januari 2022 lalu.

Dari hasil rekapitulasi suara, Prof Marwan meraih suara terbanyak dengan total mencapai 118 suara. Sementara calon lainnya, Dr Ir Mirza Irwansyah, MBA meraih 18 suara, dan Dr Ir Iskandar A Gani, SH, M.Hum sebanyak 10 suara.

Perolehan suara tersebut menjadikan Prof Marwan unggul dengan jumlah terbanyak sebagai Rektor USK di masa mendatang.

Siapa Prof Marwan?

Prof Dr Ir Marwan lahir di Bireuen pada 24 Desember 1966 silam. Dia merupakan dosen tetap Jurusan Teknik Kimia Unsyiah yang menyelesaikan program sarjananya di Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada 1990.

Marwan, melansir situs resmi USK, merupakan salah satu peneliti yang produktif dan kerap mempublikasikan artikel ilmiah dalam bentuk jurnal. Dia mengawali karirnya di USK sebagai dosen pada tahun 1991. Tujuh tahun kemudian, Marwan diamanahkan menjadi Kepala Lab Pengendalian Proses untuk periode 1998-2004. Selanjutnya dia menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia di Fakultas Teknik USK.

Sebelum terpilih menjadi Rektor USK, Prof Marwan menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik di bawah kepemimpinan Prof Dr Ir Samsul Rizal, M.Eng.

Prof Marwan, berdasarkan penelusuran acehinfo.id, merupakan Rektor USK ke 13 setelah Samsul Rizal yang menjabat selama 2,5 periode.

Lantas siapa-siapa saja Rektor USK sebelum Prof Marwan dan Prof Samsul Rizal?

Sejarah mencatat, Universitas Syiah Kuala (USK) diambil dari nama salah satu ulama terkenal di Aceh, Syekh Abdurrauf As Singkily. Ulama ini kemudian akrab dikenal Syekh di Kuala lantaran merujuk lokasi pondok pesantrennya di kawasan kuala, di bibir pantai ibu kota Aceh. Belakangan Syekh di Kuala berubah pengucapannya menjadi Syiah Kuala.

Nama tersebut dipilih oleh Komisi Perencana dan Pencipta Kota Pelajar/Mahasiswa yang dibentuk pada 29 Juni 1958 oleh Penguasa Perang Daerah Istimewa Aceh. Gubernur Ali Hasjmy menjabat sebagai Ketua Komisi dan Letkol T Hamzah sebagai Wakil Ketua.

Komisi inipula yang kemudian menciptakan nama “Darussalam” untuk perkampungan baru yang dikhususkan bagi pelajar atau mahasiswa di ibukota Provinsi Aceh. Ini selaras dengan misi Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) yang dibentuk pada 21 April 1958, yang ingin mendirikan perkampungan pelajar dan mahasiswa serta universitas di Aceh.

Kota Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam resmi dibuka Presiden Soekarno pada 2 September 1959. Saat itu, Fakultas Ekonomi menjadi fakultas pertama yang menjadi cikal bakal lahirnya USK.

Universitas Syiah Kuala (USK) secara resmi berdiri pada 2 September 1961 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 11 Tahun 1961, tanggal 21 Juli 1961. Pendirian USK kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 161 tahun 1962, tanggal 24 April 1962.

Namun, beberapa pihak menyebut, USK justru lahir pada 2 September 1959, tepat di momen peresmian Kopelma Darussalam oleh Presiden RI Soekarno.

Cikal bakal Unsyiah yang dimulai dari Fakultas Ekonomi yang tidak lain adalah bagian dari Universitas Sumatera Utara, dilanjutkan dengan pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Peternakan pada tahun 1960.

Bersamaan dengan SK pembukaan Unsyiah, maka dibuka pula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.

Setelah beberapa fakultas lahir untuk memperkuat USK, Kolonel M Jasin yang saat itu menjabat sebagai Panglima Daerah Militer I/Iskandar Muda (IM) diampu sebagai Rektor. Penyebutan untuk pimpinan USK saat itu menggunakan kata Pj. Presiden.

Kolonel M Jasin ditunjuk langsung oleh Presiden Soekarno untuk memimpin Universitas Syiah Kuala. Dia menjabat dari tahun 1961-1963.

Pengganti Kolonel M Jasin sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala selanjutnya adalah Drs Marzuki Nyakman. Dia merupakan sosok pencetus lahirnya Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Peternakan pada tahun 1960.

Semasa Drs Marzuki Nyakman memegang tampuk kepemimpinan, jabatan rektor masa itu dikenal dengan sebutan Presidium Universitas. Drs Marzuki Nyakman menjabat sebagai Ketua Presidium Universitas Syiah Kuala dari tahun 1963-1965.

Selanjutnya tongkat estafet kepemimpinan Universitas Syiah Kuala dijabat oleh Drs A Madjid Ibrahim. Sejak kepemimpinannya, tepatnya tahun 1965, jabatan tertinggi universitas seluruh Indonesia secara serentak bergelar Rektor.

Drs A Madjid Ibrahim terpilih sebagai rektor pertama Unsyiah dalam rapat senat. Ketetapannya sebagai rektor juga tertuang dalam Keputusan Menteri PTIP No. 1403/UP/III/65 tanggal 6 Maret 1965.

Beliau menjabat sebagai rektor selama delapan tahun, terhitung sejak 1965 hingga 1973.

Posisi A Madjid Ibrahim kemudian diganti oleh Prof Dr Ibrahim Hasan, MBA periode 1973-1983. Selanjutnya tongkat kepemimpinan Universitas Syiah Kuala dipercayakan kepada Prof Dr H Abdullah Ali, MSc, untuk periode 1983 hingga 1991. Posisi Abdullah Ali kelak diganti oleh Prof Dr H M Ali Basyah Amin, MA yang menjadi Rektor Unsyiah sejak 1991 hingga 1995.

Sepeninggal Prof Dr H M Ali Basyah Amin, MA, jabatan Rektor Universitas Syiah Kuala dipegang oleh Prof Dr H Dayan Dawood, MA untuk masa jabatan 1995-2001. Akhir jabatan Dayan Dawood berlangsung tragis lantaran beliau ditembak dua orang pengendara di Jalan Teuku Nyak Arief, pada Kamis, 6 September 2001 sekitar pukul 14.50 WIB.

Kepergian Prof Dayan Dawood menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat Aceh saat itu. Posisi almarhum sebagai Rektor USK kemudian digantikan oleh Prof Dr Ir H Abdi A Wahab, MS.c untuk periode 2001-2006.

Di masa kepemimpinan Prof Abdi A Wahab pula Aceh kemudian dihumbalang tsunami dan nota kesepakatan damai antara RI dan GAM terjadi.

Sepeninggal Prof Abdi, pucuk pimpinan Universitas Syiah Kuala dipercayakan kepada Prof Dr H Darni M Daud yang seharusnya menjabat dari 2006-2014. Namun, di pertengahan periode, tepatnya 2012, Darni harus mundur dari jabatannya lantaran maju mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh berpasangan dengan Ahmad Fauzi.

Unsyiah yang kelak diganti menjadi USK kemudian dipimpin oleh Prof Dr Samsul Rizal, M.Eng. Prof Samsul kemudian kembali maju sebagai calon Rektor selepas masa jabatannya berakhir pada 2014. Dia kembali terpilih untuk periode 2014-2018 dan selanjutnya periode 2018-2022.[]

 

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS