BIREUEN I ACEH INFO – Kondisi Jembatan Gantung di Desa Awe Geutah Paya, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng yang menghubungkan Desa Teupin Reudep Kecamatan Peusangan Selatan sudah lama rusak.
Namun hingga kini jembatan gantung yang dibangun puluhan tahun lalu atau pada zaman penjajahan Belanda, masih tetap digunakan oleh warga di dua kecamatan tersebut.
Sehingga jembatan yang panjangnya mencapai 150 meter lebih telah memakan korban.
Informasi yang dihimpun Acehinfo.id dari berbagai sumber, Senin (14/3/2022), pada tahun 2017 lalu, Pemkab Bireuen melalui dana APBA ingin membangun jembatan rangka baja untuk membangun jembatan gantung tersebut.
Namun rencana pembangunan jembatan rangka baja itu hingga kini belum selesai dikerjakan. Saat ini baru selesai abdumen jembatan dari dua sisi. Letak abudmen jembatan beton itu sekitar 300 meter dari jembatan gantung yang telah ambruk tersebut.
Sementara itu, jembatan gantung yang telah ambruk dan menelan korban jiwa dan harta benda itu, sebagian lantai kayu jembatan tersebut sudah rusak dimakan usia. Bahkan ada bagian yang bolong seperti dibiarkan begitu saja.
Warga Awe Geutah Paya mengatakan, sejauh ini belum ada perhatian pihak pemerintah untuk melakukan perbaikan jembatan gantung peninggalan zaman Belanda dulu.
“Selama ini kami perbaiki sendiri lantai jembatan itu dengan menggunakan papan dari batang kelapa agar bisa dilintasi. Itupun uang pribadi pak keuchik untuk beli bahan,” kata warga setempat.
Seharusnya, pemerintah jangan menunggu jatuh korban dulu baru menanganinya. “Kalau sudah jatuh korban tidak ada guna lagi. Mestinya yang dilakukan adalah antisipasi jangan sampai jatuh korban,” katanya.
Meskipun jembatan baru belum dibangun, namun untuk keselamatan warga tetap dilakukan perbaikan lantai sambil menunggu jembatan yang baru dibangun.
Sebelumnya, belasan warga jatuh ke sungai akibat jembatan gantung Desa Awe Geutah Paya itu ambruk. Sebanyak 10 warga menjadi korban dan dirawat di Puskesmas Siblah Krueng dan RSUD dr Fauziah Bireuen.
PENULIS : YUDI WBC/AMANDA JUFRIAN
EDITOR : FERIZAL HASAN
