27.3 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Kasus Polio Ditemukan di Pidie

BANDA ACEH | ACEH INFO – Kasus polio (lumpuh layuh) pada anak-anak ditemukan di Pidie dan telah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium Prof Sri Oemijati, Kemenkes Jakarta yang merupakan laboratorium rujukan nasional. Bocah A, usia 7 tahun, awalnya mengalami sakit demam dan kemudian muncul nyeri pada persendian dan kelemahan anggota gerak. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium diketahui bahwa pasien terinfeksi virus polio.

“Dengan ditemukannya kasus polio di Pidie, maka kami menyatakan ini sebagai Kejadian Luar Biasa, karena seperti yang kita ketahui Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sudah dinyatakan bebas polio dan dunia saat ini bergerak menuju eradikasi untuk menghilangkan polio dari seluruh negara” sebut Pj. Bupati Pidie, dalam deklarasi KLB di Kantor Bupati Pidie, Jumat, 18 November 2022.

Baca: Kapolsek Sawang Sambangi Warga Penderita Lumpuh Layu

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr Arika Aboebakar, Sp.OG menyatakan pihaknya bersama dengan tim dari Dinas Kesehatan Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan UNICEF sudah melakukan respon awal berupa Penyelidikan Epidemiologi (PE) termasuk pencarian kasus tambahan di wilayah terdampak, baik di masyarakat maupun melalui kunjungan ke puskesmas dan RS setempat.

Tim juga melakukan review cakupan imunisasi dan Penilaian Kondisi Sosial (social assessment) untuk mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah terdampak terhadap imunisasi. Selain itu koordinasi dan pengaktifan Tim Gerak Cepat (TGC) juga segera dilakukan.

“Perlu diketahui virus polio menular melalui air yang tercemar tinja yang mengandung virus polio. Jika virus ini masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio secara lengkap, maka virus akan berkembang biak di saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan. Ini dapat terjadi jika cakupan imunisasi rendah dalam jangka waktu yang cukup lama ditambah dengan kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik, seperti perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS),” jelas dr Arika.

Arika menambahkan untuk penanganan pasien saat ini sudah dilakukan kunjungan ulang oleh Dokter Spesialis Anak dan dianjurkan untuk dilakukan rehabilitasi medik. Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Mane memfasilitasi rujukan ke RSUD T Chik Ditiro.

Baca: Baitul Mal Aceh Utara Verifikasi Rumah Tidak Layak Huni di Baktiya

Untuk segera menanggulangi KLB maka sesuai dengan petunjuk dari Tim Komite Ahli, maka akan segera dilakukan respon imunisasi sub-PIN dengan memberikan imunisasi tetes polio untuk semua anak usia 0 – <13 tahun agar terbentuk kekebalan terhadap polio serta penguatan sistem surveilans untuk mendeteksi cepat adanya kasus lumpuh layuh mendadak di masyarakat. Target imunisasi adalah 95% dan merata di semua wilayah, agar kekebalan komunitas dapat tercapai.

Pemerintah Kabupaten Pidie juga segera meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi rutin dan perilaku hidup bersih sehat, terutama perilaku BAB di jamban dan melibatkan seluruh pihak mulai dari pimpinan daerah beserta satuan kerja pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, kelompok remaja, PKK, organisasi profesi, ormas, lembaga pendidikan, kader, akademisi, media massa, dan swasta untuk mendukung pencegahan penularan virus polio.

Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi

Polio adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian terutama pada anak usia < 5 tahun yang tidak diimunisasi polio secara lengkap. Gejala awal polio antara lain adalah demam, kelelahan, sakit kepala; muntah; kekakuan di leher, nyeri di tungkai.

Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja orang yang terinfeksi. Gejala biasanya muncul setelah 7-10 hari setelah terinfeksi, namun juga dapat terjadi dalam rentang 4-35 hari. Virus di tinja dapat bertahan selama 3-6 minggu, sehingga perilaku BABS meningkatkan risiko infeksi polio.

Tidak ada obat untuk polio. Tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin. Penemuan dini dan perawatan dini penting untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat.

Penyakit Polio sangat berbahaya namun mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap serta melakukan Perilaku idup bersBih dan Sehat (PHBS) seperti BAB di jamban, cuci tangan pakai sabun dan menggunakan air matang untuk makan dan minum.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS