JAKARTA|ACEHINFO-KPK menahan tersangka di kasus korupsi Heli AW-101 yang diperuntukkan untuk menganti helikopter yang digunakan presiden. Tersangka itu bernama Irfan Kurnia Saleh (IKS) yang merupakan pihak swasta.
Irfan terlihat mengenakan rompi tahanan KPK dan meninggalkan gedung Merah-Putih KPK,Kuningan Jakarta Selatan, dengan tangan diborgol Selasa (24/5) malam. Sebelumnya, KPK telah memanggil Irfan sebagai tersangka di kasus dugaan korupsi pengadaan helikopter AW-101.
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, Irfan akan ditahan selama 20 hari ke depan Rutan KPK pada Gedung Merah Putih. Irfan ditahan setelah menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pada hari ini. Dalam proses penyidikan berjalan, tim penyidik sudah memeriksa 30 orang saksi.
“Akibat perbuatan IKS diduga mengakibatkan kerugian keuangan negara sejumlah sekitar Rp224 miliar dari nilai kontrak Rp738,9 miliar,” kata Firli, saat menggelar pengumuman penahanan tersagka.
Perkara ini diselidiki bersama antara KPK dan TNI AU. Pengusutan kasus ini sempat terkatung-katung beberapa lama.
Kasus ini bermula ketika TNI AU mengumumkan helikopter Super Puma untuk VVIP akan diperbarui dengan jenis baru lantaran sudah usang dan perlu peremajaan karena sudah berusia 25 tahun lebih.
Peremajaan helikopter kepresidenan itu sudah lama diusulkan dan pengadaannya sudah masuk rencana strategis (renstra) II TNI AU tahun 2015-2019.
Pada 6 Juni 2018, KPK memeriksa mantan KSAU Marsekal (Purn) Agus Supriatna. Dia mengklaim persoalan ini tidak akan muncul jika ‘pembuat masalah’ mengerti tentang aturan yang ada.
Pihak KPK menjerat pihak swasta bernama Irfan Kurnia Saleh. Sementara 5
Ada lima tersangka yang dijerat dari unsur TNI-AU. Mereka antara lain Marsma TNI FA selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) dan Kolonel Kal FTS selaku Kepala Unit Pelayanan dan Pengadaan.
Ada juga Letkol WW selaku pejabat pemegang kas, Pelda S selaku orang yang diduga menyalurkan dana pengadaan pada pihak tertentu, dan Marsda SB selaku asrena KSAU.[]
