28.4 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Makam Syahid Lapan Eforia Heroisme

Satu situs sejarah perjuangan melawan Belanda terdapat di Desa Tambue, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. Situs tersebut berupa makam delapan pejuang yang dinamai Syahid Lapan.

Dinamai makam Syahid Lapan, karena di situ dimakamkan delapan pejuang yang gugur melawan Belanda. Mereka adalah Tgk Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje, Tgk Muda Lem Mamplam, Tgk Nyak Balee Ishak Blang Mane, Tgk Meureudu Tambue, Tgk Balee Tambue, Apa Syekh Lancok Mamplam, Muhammad Sabi Blang Mane, dan Nyak Ben Matang Salem Blang Teumulek.

Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam. Peristiwa heroik itu terjadi pada awal tahun 1902, para Syuhada Lapan menghadang pasukan marsose. Pasukan pribumi binaan Belanda itu berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api. Sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang. Tapi berkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut.

Baca Juga: Bireuen Agreement Awal Mula Bireuen Jadi Kota Juang

Setelah delapan mujahidin itu berhasil melumpuhkan semua serdadu marsose, lalu mereka mengumpulkan senjata milik penjajah tersebut. Mereka larut dalam eforia kemenangan. Tanpa mereka sadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsose lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang secara membabi buta dan gugur bersimbah darah.

Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang. Sebab serdadu marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri.

Kini, saban hari makam Syuhada Lapan banyak didatangi orang yang ingin bernazar. Bukan hanya dari Kabupaten Bireuen, tapi juga dari daerah lainnya di luar Kabupaten Bireuen. Setiap hari libur ada saja yang datang untuk melepas nazar, seperi menyembelih sapi atau kambing di makam itu.

Baca Juga: Sabang dan Kisah Misi Haji Pertama Republik Indonesia

Para pengguna jalan juga selalu berhenti sebentar begitu tiba di depan kuburan Syuhada Lapan untuk memberi sumbangan. Di depan makam memang telah disediakan celengan beton berbentuk miniatur rumah. Konon kabarnya, apabila para pengguna jalan tidak berhenti dan memberi sedekah jika melewati makam tersebut, maka akan mengalami hambatan di perjalanan.

Yang agak unik makam Syuhada Lapan dinaungi sebatang pohon yang rindang, yakni bak sala teungeut. Dinamakan pohon sala teungeut, karena sekitar pukul 18.00 WIB daun-daun pohon itu menguncup dengan sendirinya, seiring senja datang dan kembali mekar keesokan harinya. Pohon itu tiga tahun lebih muda dari usia makam syahid lapan, sampai sekarang masih tetap kokoh dan kuat berdiri menaungi makam para syuhada itu.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS